Mohon tunggu...
Bang Komar
Bang Komar Mohon Tunggu... -

Palang Pintu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Operasi Tangkap Tangan

11 Juli 2015   14:07 Diperbarui: 11 Juli 2015   14:07 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika batas akhir waktu memperbaiki gugatan hampir habis, saya meminta langsung bertemu dengan Ketua PTUN Padang. Awalnya Ketua Pengadilan menolak dengan alasan sibuk, tetapi ketika saya mengatakan ada hal serius yang harus dibicarakan, dengan terpaksa dia mengajak saya masuk keruangannya.

Saya memprotes para pejabat dan hakim yang tidak profesional dalam menangani perkara; “saya terpaksa bolak-balik hanya untuk memperbaiki gugatan, setelah diperbaiki yang salah, ada lagi yang lain harus diperbaiki, dan saya merasa dipermainkan! Kalau begini cara “mengerjai” saya, maka saya pun bisa mengerjai Bapak dan semua orang yang ada di Pengadilan ini”.

Ketua Pengadilan itu terkejut ketika saya berkata dengan nada tinggi begitu

“Sekarang terserah Bapak apakah gugatan saya akan diproses atau tidak, tetapi saya minta kepada Bapak untuk memproses apa yang ada dalam rekaman saya ini, kalau Bapak tidak  mau, saya akan membeberkan ini kepada Publik!”,

“Apa itu?”, tanya Ketua Pengadilan dengan  kaget.

“Saya menerima telepon dari orang yang mengaku sebagai Ketua PTUN Padang, saya sangat yakin ini orang PTUN, dan ini rekamannya!”, jawab saya dan lantas memutarkan 1 buah rekaman pembicaraan itu. Kepala PTUN itu sangat kaget, dan saya mengatakan mempunyai 3 buah rekaman.

(salah satu transkrip rekaman itu)

Mr X : Halloo, Assalamualaikum...
Saya : Waalaikumsalam, Pak Mr X?(Saya menyebut nama Ketua Pengadilan)
Mr X : hehe iya...Pak Komar?
Saya : Saya sudah mau berangkat ke padang ini pak, saya mau kasih tunai ke bapak..
Mr X : masalahnya kalau bawa tunai ndak enak, jadi tinggal bukti kwitansi pak komar terima nanti..
Saya : Kita di luar kantor saja Pak ketemunya..
Mr X : Masalahnya sekarang KPK lagi gencar-gencarnya.... Bapak tidak mau ada gimana-gimana
Saya : Saya mau terus terang saja ke Bapak, mohon maaf ini...mohon maaf! jadi saya kalau ketemu Bapak kan sekalian bisa teken tanda terima...
Mr X : Itu nanti saya teken,..
Saya : Iya pak, tapi saya ndak berani kalau seperti itu karena ini uang mertua saya..
Mr X : Bapak mengerti, bapak mengerti...cuma ini persoalan waktu saja ini pak kamaruddin
Saya : Saya maunya ketemu langsung dengan Bapak..
Mr X : Nanti ketemu langsung dengan saya...cuma sekarang lagi gencar-gencarnya satgas, seperti halnya kemarin itu penangkapan jaksa di cibinong..yang ditangkap sama kpk. Sekali saya sampaikan...saya tidak mau terima dana tunai..apalagi ada keterlambatan, saya janjinya kemarin kemudian minta undur sampai jam 9 hari ini....sekali lagi saya minta itu dikirim saja
Saya : Saya mau membantu tapi kita ketemu dulu..
Mr X : Nanti kita ketemu, tapi dana itu harus masuk sebelum jam 9..
Saya : Ya Bapak kirim nomor rekening bapak... uangnya sekarang saya pegang pak bukan dalam rekening
Mr X : Dana nya sudah dipegang sekarang
Saya : iya
Mr X : Jadi saya kirimkan nomor akun staf saya....saya tidak mau gimana-gimana seperti jaksa yang ditangkap itu.
Saya : Staf bapak yang di Padang pak? pegawai pengadilan juga pak?....saya juga takut ditangkap pak,..
Mr X :  Iya..iya...

==000==

Ketua PTUN Padang meminta saya untuk tidak “mempublikasikan” rekaman itu, dan berjanji akan mengusut oknum tersebut. Ketua PTUN tersebut juga berjanji membantu perkara saya, bahkan dia langsung memanggil salah seorang panitera untuk memperbaiki surat gugatan saya.

Pada akhirnya, PTUN Padang dapat memastikan siapa oknum yang melakukan pembicaraan dengan saya tersebut dan yang bersangkutan di pindahkan dari PTUN Padang. Saya sempat menyalami yang bersangkutan, wajahnya terlihat getir ketika menjabat tangan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun