Aku suka style kamu, sungguh! Kata saya.
Ah. Kamu sangat berterus terang! Aku menyukai itu! Bibirnya berkata bersemangat. Membuat saya admire.
Pesona begitu perhatian bahkan setiap kata omongan, seperti meminum kata-kata dengan terburu-buru. Membikin saya terapresiasi, dia tertawa dan serius di saat yang tepat, tanpa kehilangan daya pesonanya.
Dia bisa tertawa dan kagum dengan mata terpesona, saat saya menceritakan sesuatu bahkan yang remeh temeh sekalipun.
Sehingga kencang memakan waktu panjang namun tertelan begitu singkat.
Bisakah kita bertemu kembali? Tanya saya di perpisahan.
Tak masalah Jon, aku bisa! Jawab Pesona senyum. Lalu saya mengambil tangannya dan dia menurut untuk pulang.
Demikianlah kami periodik kencan dan semakin dekat sementara saya sudah tahu takdir saya dengan Pesona, seorang wanita ceria seperti pagi hari dan ringan seringan salju, lembut sebagai awan. begitu idaman saya, sepanjang perhatiannya yang intens dan memahami terhadap kisah-kisah saya .
Hingga satu tahun berlewat, saya berencana mengatakan cinta dan bersungguh hati mau mendampinginya. Namun di waktu penting ini dia tidak datang sesuai janji.
Saya sendiri baru ngeh jika selama ini say gak tahu di mana rumahnya, hanya tahu jalannya saja.
Dan sore itu saya menelusuri jalan tempat tinggalnya, sehabis saya nanyanama Pesona, pos ronda menunjuk sebuah rumah terkucil.
Itu rumahnya, tetapi setahu saya hanya ibunya saja yang tinggal di sana! Kata mamang sekitar.
Saya segera gaspol menuju rumah sederhana itu, dan mengetuk kayunya.
Perempuan renta membuka pintu dan menyilakan saya masuk.
Mas ini pasti mencari Pesona? Tanya oma tua.
Betul Oma!
Oma usur menatap bola mata saya tajam diam sejenak dan ambegan perlahan.
Dan anda akan mengatakannya bukan?
Betul Oma!
Setiap pria mencintainya, dia akan pergi! Kata Oma pelan-pelan.
Kenapa? Pesona selalu senyum, ceria, perhatian dan sangat care pada saya?