Lelaki itu pulang sehabis dua puluh lima tahun meninggalkannya. Perempuan yang di hadapannya itu, terlihat masih muda, wajahnya menawan, rambutnya lurus persis seperti perempuan yang ditinggalkannya 25 tahun lalu.
Mencari siapa? Tanya insan cantik itu.
Istriku! Jawab jentelmen gaek tetamunya.
Gadis ayu itu memandang tamu misterinya, lalu mencoba mengenangnya ke dalam benaknya.
Aku tahu, meski aku tak mengenal istri anda! Jawabnya.
Baiklah! Biarkan aku masuk! Jawab baya itu.
Wanita muda sedikit ragu namun menyilakannya masuk ke dalam rumah.
Rumah ini masih sama, namun asing di dalam kini! Komentar lelaki tua.
Perempuan menggeleng.
Semua sudah berubah, dan bukan dia yang mengerjakannya. Aku sangat tahu tangannya. Komentar pak tua itu.
Perempuan menggeleng.
Lalu kedua berjalan menyusuri lorong ke arah beranda belakang dan mereka berhenti di taman belakang yang berwarna rumput.
Tak mungkin rumah ini begitu muda. Apakah kau mencium aromanya? Tanya bapak-bapak itu.
Perempuan muda hanya menggeleng, mulut indahnya terkunci.
Baiklah! Bolehkah aku merenung di ruang tengah. Maaf, aku selalu menyukainya! Pinta si bapak.
Perempuan itu menyilakan pria itu duduk di sofa malas, terlihat lelaki itu berseri parasnya.
Bolehkan aku leyeh-leyeh sejenak? Bukankah menurut anda aku tampak letih? Kata the man sambil bersenderkan punggung sofa. Matanya terpejam.
Silakan menikmati! Kata wanita muda perlahan.
Lalaki mengangguk lemah. Sementara wanita muda itu melangkah meninggalkannya.