Kita selalu bertemu di sebuah meja
Menaruh hati di atasnya
Memandang cahaya merahnya
Sejak adanya aku berpikir meja itu terlalu sarat
Kayunya kasar berserat dan berat
Jika aku berangkat
Kayu ini harus ku angkat
Katamu
Dan aku pergi lewat belakang pundakmu
Tigapuluh tiga tahun pun berlalu
Aku datang untuk meletakkan rindu
Namun meja kita tak lagi menjamu
Di kanan kiri kayunya terpaku
Di tepi bawah pasaknya sebesar palu
Aku duduk menunggu
Untuk tibanya pukul tiga subuh
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!