Hujan reda
Dari celah jendela
bau hujan masih terasa
Semesti lelah membasuh lara
Di tanah jatuh aku mengambili awan
Lalu kembali menerbangkan
Ke tempatnya kemuliaan
Ibu pertiwi hujan
Namun tak semua awan pulang
Langit menolak awan-awan malang
Mereka menjatuhkan kembali berulang hujan
Memaksa lagi ku memunguti awan
Dari genggaman
Awan hanya mengambang
Langit pun berujar pelan
Hei itu bukan air hujan!
Itu air mata!
Semenjak itu hujan tak pernah reda
di tanah air beta!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!