Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ujung Jalan STY dan PSSI

4 Februari 2024   14:42 Diperbarui: 4 Februari 2024   14:44 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program pelatih yang berubah-ubah malah menjadikan sepakbola timn nasional Indonesia tidak jelas arah dan tujuan, dari memulai dengan basic sepakbola yang benar, pembentukan fisik, teknik dan strategi, lalu tiba-tiba gencar merekrut pemain naturalisasi.

Campur aduk program, tuntutan target dengan jadual terdesak, menghasilkan timnas yang labil, dapat terlihat pada saat timnas berlaga di lapangan, banyak kesalahan dasar atau blunder , sektor pertahanan yang bolong dan penyerangan yang mandul. Tidak konsisten, dengan perbedaan yang ekstrim, kadang bermain bagus dipuji setinggi langit, lalu jelek serendah bumi.

Akibatnya terlihat bahwa timnas tidak memiliki karakter, tidak seperti kesebelasan Vietnam atau Thailand misalnya yang memiliki karakter sepakbolanya bahwa siapapun pelatihnya.

Timnas bisa menjadi seperti kesebelasan Jepang dalam kejuaraan piala Asia 24 ini,  yang kehilangan jatidiri ketika hampir semua pemainnya merumput di Eropa, mereka bermain sangat stylish dan sangat Eropa, sementara mereka seperti kehilangan karakteristik semangat Biru Samurai (Samurai Blue)

Sudah sepantasnya pelatih Shin Tae Yong diberhentikan demi PSSI bisa segera mereposisi programnya untuk menempatkan kembali ke rel sebagai kesebelasan yang jelas. 

Kerna suka menghibur diri dengan masa lalu yang heroik, mengingatkan bahwa kita pernah punya kesebelasan nasional yang disegani dengan karakter kita sendiri yang ditandai pada jamannya pemain Iswadi Idris, Anjas Asmara, Risdianto bahkan Ricky Yakob, dan lain-lain.

Atau mungkin sudah sewajarnya coach Shin mengundurkan diri tanpa perlu memberikan clue bahwa beliau sudah mendapati tawaran melatih di negara lain.

Bapak Erick Thohir juga tidak perlu bermain stepping stones yang tidak berujung, dimana terkahir, jika tidak masuk 8 besar U23 Asia, kontrak STY bisa disetop. Jadi mirip perusahaan yang mengejar target produksi.

Di sisi lain semisal coach ShinTY diganti, belum tentu juga bisa menjamin timnas akan menjadi lebih baik daripada dilatih STY.

Perlu trial and error untuk menetapkan pilihan pelatih yang paling optimal dan itu biasa dalam dunia sepakbola.

Kerna memang selain karakter, inti sukses timnas mau metoda atau gaya Eropa, Brasil atau Korsel yang penting dijalani dengan baik dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun