Sebuah skema sederhana dari flank kanan oleh spesialis sayap/fullback Yakob Sayuri mengejutkan pertahanan Irak yang tidak segaris.Â
Marselino sebagai sayap kiri memiliki naluri lebih untuk menusuk ke tengah ke ruang kosong untuk menyepak bola indah ke gawang Irak.
Skema sayap bertemu sayap di tengah lapangan adalah satu sepakbola klasik yang dipakai skuad kesebelasan dunia, Yakob dan Marselino memainkannya dengan gaya Indonesia yang menyenangkan.
Barangkali aja skema sayap lebih cucok dipakai dalam melawan skuad yang superior seperti Irak dan Jepang. Yakob, Marselino, Witan dan Egy dengan komposisi pilihan yang tergantung pada kekuatan fullback lawan.
Menyerang menggunakan lini tengah dengan menurunkan penyerang tengah Raffael Struick saat melawan Irak, merupakan pilihan cukup bagus.Â
Raffael yang bermain stylish dan menjadi breaker, sukses menciptakan overload bagi bek tengah Irak sehingga membuat rongga untuk sayap Yakob dan Marsel menusuk tengah.
Pertandingan kontra Irak bole dikate perkembangan perjalanan step-by-step Timnas yang positip, mungkin aje masih tersisa ketidaksabaran sebagai individu sehingga mempengaruhi skuad keseluruhan.
Pelatih T. Shin, kudu menambah agresivitas, mengurangi ketidaksabaran dan menambah keuletan yang akan menyeimbangkan tim. Hal ini yang diperlukan buat menundukkan skuad Vietnam.Â
Kesebelasan Vietnam memiliki kecepatan, umpan bola depan yang disambut dari belakang dengan sprint, tendangan geledek, cut back yang berjarak, dan yang tak pernah ketinggalan memancing emosi, yang kebanyakan lewat sikut mereka.
Vietnam memang kuat, tapi linier, tidak ada permainan indah. Mereka bermain sangat pragmatis dan membosankan.Â
Berbeda dengan Timnas Garuda yang kerap menampilkan sepakbola permainan indah dengan kelas yang baik meski kadang blunder. Mungkin itu sebabnya skuad Vietnam kadang iri, meskipun mereka menangan, tapi mereka tidak bisa bermain dengan gaya ternikmati bola kayak kita. Apalagi kayak Jepang kemarin.