Karena kita adalah kesebelasan dengan ranking kedua terbawah dari 24 negara, maka bukan grup D adalah grup neraka, tetapi putaran final piala Asia 2023 ini sudah merupakan neraka itu sendiri bagi Timnas Garuda.
Berada di penyisihan grup D bersama Jepang, Irak dan Vietnam adalah suatu keniscayaan bagi Timnas.Â
Namun ada seberkas cahaya dari timeline pertandingan yang akan dikerjakan Timnas Indonesia, yaitu pada laga perdana Timnas akan menghadapi Irak, laga kedua Vietnam dan laga ketiga dengan Jepang.
Artinya eskalasi sekuens pertandingan cukup ideal buat Indonesia, pertama menghadapi tim tengah Irak, kedua tim bawah Vietnam dan ketiga tim kuat Jepang.
Secara psikologis dan bioritmis, melawan Irak di laga pertama akan akan memaksa benchmark atau patokan Timnas lebih tinggi, sehingga selanjutnya Timnas menjadi lebih siap saat melawan Vietnam sebagai tim yang lebih lemah dari Irak. Terakhir melawan Jepang hanya ada satu kata, Indonesia!
Melawan Irak memang bertahan, tetapi tetap saja berat.Â
Postur pemain Irak yang besar dan tinggi akan tetap saja menjadi beban ekstra bagi keunggulan numerik pertahanan Timnas.
 Keniscayaan pertahanan Timnas adalah menunda kekalahan untuk skor lebih besar, bukan menahan kekalahan. Namun pencurian bisa dilakukan oleh anak-anak Timnas Garuda dengan menggunakan kecepatan dan kelincahan.
Pencuri-pencuri gol yang gesit seperti Yakob Sayuri, Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman dan Pratama Arhan adalah sayap-sayap yang mesti dibebaskan untuk merasuk ke tengah ketimbang melambungkan umpan dari flank.
Mister Shin Tae Yong (STY) mutlak harus menurunkan, dua atau tiga mereka diantaranya, untuk memberi efek kaget di pertahanan Irak yang bermain kaku tidak lentur saking gedenya tulang-tulang dan besarnya bobot pemain Irak.