Kalo dikonek ke kondisi present, maka benang merah anak-anak muda Indonesia akan memproleh momentumnya. Jangan sampai negara kita maju kena, mundur kena, alias berjalan di tempat melulu.
Mungkin Jokowi dihujat karena "sirkus Pilpres 2024" yang tersaji sekarang ini, tapi mungkin jalan ini yang terpaksa diambil, kerna sejak dari lahirnya reformasi 25 tahun lalu, negri masih jalan di tempat, seterusnya kita akan bolak-balik setback entah sampai kapan.
Selain kita enggak tau rencana besar di depannya di krurun waktu 13 tahunnya Jokowi.
Namun kalo saja tak percaya, paling enggak kita bisa melihat bahwa Jokowi bukan presiden yang kaya raya hinga di sepuluh tahun kini.
Barangkali debatable, perihal infrasruktur dan proyek strategis Jokowi dan hutang-NKRI.
Mencoba sedikit saja jujur, untuk bisa melihat Jokowi dengan tangannya, memelihara kita semua selama dua tahun pandemi covid19 yang mendunia, kita keluar dari lubang jarum virus mematikan dengan catatan mencengangkan, sementara negara lain berdarah-darah berkepanjangan. Â
Dan kali ini Gibran memang masih menggunakan politiking gaya lama, yaitu transformasi seorang Gibran Rakabuming Raka dari kulineran ke walikota Surakarta dibalik bayangan jalur cepat PDI Perjuangan dan previlese anak Presiden dan sekarang menuju bakal calon nomor 2 negri.
Namun sekaligus Gibran berjasa membuka wajah-wajah politisi tua di dalam cerminnya sendiri, sehingga kita bisa melihat politisi terhormat yang menyedihkan dan tak berdaya.
Menjadi mas wali di kota Solo, kota terkecil di Jawa Tengah yang bersebelahan langsung dengan kota gede surga budaya dan pariwisata Yogyakarta, memang bukan perkara gampang.
Kota dengan teh nasgitel (panas, sepet, legi, kentel) ini, sekarang melangkah jauh lebih ke depan semenjak Gibran. Solo terus berbenah dengan bersih. meski masih terus berjibaku dari kemiskinan. Solo jadi aman juga, jika sampeyan ninggalin motor tanpa dikunci nggak bakal ilang.
Jadi seandainya Gibran presiden, dia akan lebih santai tanpa sandera-sanderaan, kecuali disandera oleh oleh keluarganya sendiri. Kerna para penyandera luar domestiknya sudah ditaklukkan bapaknya.
Mudah-mudahan kita bisa meninggalkan kisah luka lama yang terus berulang-ulang di negri ini.
Masih enggak percaya?