Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Menang 6-0, tapi Nggak Menakutkan

13 Oktober 2023   12:57 Diperbarui: 13 Oktober 2023   12:59 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia melawan Brunei 12/10/2023. Sumber: liputan6.com/Helmi Fithriansyah.

Tanpa perlu diprediksi lagi memang Indonesia menang enam kosong melawan Brunei pada laga penyisihan paling awal piala dunia 2026, kemarin.

Bermain di GBK yang dipadati penonton termasuk bapak presiden Joko Widodo dengan jari enam terangkat, memuji kehebatan skuad Garuda Senior ini.

Bermain cair, bahkan menurutku terlalu cair, Indonesia sempat uncontrolled di babak pertama.
Memaksakan kemenangan cepat sudah terlihat dengan setelan empat orang di depan, menciptakan ketidakseimbangan antara tengah depan yang berdampak pada keseimbangan Balgott dan Ridho di belakang. 

Tampak sesekali Brunei menusuk, saat kita hanya menyisakan satu atau dua pemain di belakang, lalu berhadapan dengan lawan, satu lawan satu, atau dua lawan dua. Ini riskan jika menghadapi lawan yang sepadan.

Lalu apakah cara bermain menghadapi tim lemah berbeda dengan melawan tim tangguh?
Kayaknya demikian yang terjadi pada coach Shin Tae-yong. 

Menurutku menghadapi Brunei kita harus menggunakan setelan yang biasa kita anut atau similar, yang juga berlaku jika kita menghadapi tim sepadan atau tim yang lebih kuat. Jadi kita punya formasi yang standar, baik buat menghadapi lawan atau buat pemain kita sendiri.

Menghadapi Brunei kemarin STY memakai formasi skuad 4-2-4, menurutku ini skema agresif menyerang, dengan mengajukan kelebihan jumlah pemain penyerang untuk memberi lawan tekanan besar di depan, tapi ini juga rentan serangan balik.

4-2-4 juga perlu koordinasi yang bagus, kerna dua fullback akan banyak bergabung ke depan (Arhan dan Sadil) sehingga garis serang akan diisi  enam pemain sekaligus.

Emang yang vital ada di dua gelandang yang berbagi tugas, Marc Klok bertugas membantu penyerangan dan Sandy Walsh menjaga garis kedalaman belakang  dan garis batas penyerangan, artinya berperan sebagai pivot.

Dalam formasi agresif ini pastinya para penyerang mesti sangat kreatif mengambil atau menciptakan peluang.

Dari performa enam gol kemarin, aku pikir hanya dua gol yang lahir dari koofdinasi yang baik ketika crossing Sadil diheading dengan presisi oleh Dimas, dan gol pertama ketika umpan lambung yang di kop Hoky menumbur tiang dan bisa dicuri oleh Dimas. 

Satu gol lagi dari kreatifitas Shayne yang dijatuhkan di kotak Brunei dan dikonversi lewat penalti oleh Sananta.

Banyak terjadi pengumpulan pemain kita di kotak lawan membuat mereka menunggu dan offline, penjagaan kelebaran pertahanan lawan oleh winger kita juga kurang berhasil. 

Sayap Sadil dan Arhan sebagai penjaga kelebaran banyak offset ketika memberikan umpan silang, sehingga mereka harus masuk ke tengah membuka ruang yang malah membuat ruang pertahanan Brunei jadi lebih crowded.

Secara keleluasan lapangan, pemain Garuda enggak liquid ketika beralih formasi ke bertahan, disamping pertahanan kita enggak punya cukup kedalaman.

Kemampuan teknis dari Dimas dan Sananta sebagai striker individu bisa dibilang sangat baik, yang enggak begitu bergantung pada formasi apa yang mau dipakai oleh pelatih oppa Shin.

Dimas dan Sananta itu keren, dalam keleluaasaan yang terbatas, ketika kelebaran pertahanan lawan gagal ditarik oleh dua sayap kita, mereka bisa bikin gol.

Pemakaian skuad Garuda pada 4-2-4 sangat oportunis untuk melawan tim lemah, meski materi pemain Indonesia kurang bisa memainkannya.

Maunya aku sih seperti Pep Gurdiola atau Jurgen Klopp dengan materi pemain mereka yang likuid pada formasi 4-2-4. Tapi kejauhan ya, Lurr!

Tapi untuk ke depannya kalo boleh usul, Garuda jangan pake 4-2-4 lagi oom Shin, karena kekuatan Timnas yang harusnya keren jadi biasa-biasa aja, enggak menakutkan seperti biasanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun