Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas U24 Harus Berani Bertanding Melawan Kenyataan

23 September 2023   21:03 Diperbarui: 23 September 2023   21:06 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Vs China Taipei pada grup F Asian Games, Kamis (21/9). (Foto : NOC) Sumber: rm.id

Aku sendiri sampe kepikiran, bahwa Timnas 24 di dalam Asian Games seperti belum waktunya. 

Bermain posesif  dengan rebound bola yang atraktif, lalu selanjutnya seperti jalan di tempat dan menggantung, seperti hubungan tanpa kejelasan.  

Tidak ada terlihat gaya signature khas Indra Sjafrie yang banyak bermain operan bola di dalam kotak penalti, baik itu triangle, atau diamond, atau back pass yang disambut pemain yang datang tak terduga dari dalam.

Egy dan Rumakik bermain terlalu ke dalam sehingga tim seperti kehilangan sayap, akibatnya tiga gelandang menjadi kikuk, Rahmat kadang bingung untuk melebarkan umpan ke sayap. 

Entah permainan kita kenapa enggak melebar untuk menarik grendel rapat Kirgistan atau Taiwan, tapi malah merapat ke tengah, sehingga memudahkan lawan yang kadung memarkir bus.

Menurut pendapatku hanya penyerang sayap Bagas Kaffa yang baik melakukan oveload lawan, sehingga pertahanan mereka meregang, tapi kayaknya dia kesulitan untuk melakukannya seorang diri tanpa backup.

Dari observe saat menghadapi Kirgistan, tampak agak aneh, Kirgistan bermain begitu dalam dengan 4-4-2.  

Di dalam format 4-4-2 modern yang pakemnya adalah sepakbola menyerang, seperti 4-4-2 diamond Manchester United, yang diwariskan Sir Alex Ferguson. Atau 4-4-2 diagonal seperti gaya Pep Guardiola dengan satu gelandang jangkar.
Atau 4-4-2 ortodok, gaya Diego Simeone? 

Barangkali, banyak bertahan lalu serangan balik itu yang terlihat pada permainan Kirgistan, tetapi transisinya jelek dan lambat sehingga serangan balik hanya long pass kepada striker Alygulov (11) dan Toktosunov (19). Bermain hampir di separuh lapangannya sendiri, Kirgistan bermain dengan pola yang aneh dan malas.

Indonesia menyerang dengan kekuatan full gelandangnya, sehingga Egy, Ramai dan Titan tinggal positioning di rongga-rongga pemain belakang Kirgistan yang cukup rapat.

Sementara striker Titan Agung mengalami kesulitan dan terisolasi sebagai penyerang di depan? Mungkin saja, kerna sepertinya Titan Agung tipe seorang Penyerang tunggal atau memang trisula di depan berjalan hnaya menemukan jalannya sendiri-sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun