Â
Sebenarnya melawan Taiwan sama sebangun dengan menghadapi Kirgistan.Â
Garuda24, juga melakukan pekerjaan yang sama persis saat menghadapi kedua pesaing grup F Asian Games kali ini.Â
Hanya materi pemain sedikit berganti, pola bermainnya tetap identik, enggak ada yang baru meskipun menang dua kosong dari Kirgistan dan kalah kosong satu dari Taiwan.
Bedanya Kirgistan bermain ceroboh sehingga kita menang, dan Taiwan bermain rapi dan rapat, sejujurnya walaupun menang, kita bermain tidak bagus melawan Kirgistan, dan tidak menang kerna bermain jelek ketika melawan Taiwan.
Sebelum menghadapi Taipei, banyak terbaca di berita, bahwa pengamat meramal IndonesiaU24 bakal tidak kesulitan mengalahkan Taiwan, bisa dua atau bahkan tiga nol diprediksi kemenangan bagi Garuda U24.Â
Di pihak sendiri, sebelum clash dengan Tionghoa Taipei, tim skuad juga memegang optimisme tinggi akan menghempaskan kesebelasan Taipei dan melenggang ke 16 besar.
Namun, beberapa indikasi, seharusnya sudah terlihat dari performa skuad Garuda saat laga pertama menghadapi Kirgistan, dimana pelatih Indra Sjafrie mengeluh kok enggak gol-gol padahal Garuda sangat posesif. Gol lahir di awal babak kedua dan injuri.
Hal sama saat meladeni Taipei, gol tak kunjung ada sampai selesai satu babak, tetapi malah Taipei yang memasukkan bola di awal babak kedua, selebihnya kita menunggu lagi, kok gol balasan tidak lahir-lahir, sampai bubaran.
Mungkin mindset kita menjadi auto menang saat Indonesia menekuk Kirgistan, atau kita males melihat detil permainan Garuda di lapangan. Bahwa Indra Sjafrie sudah menyebut kekalahan Indonesia dari Taiwan mempersulit Garuda Muda di babak penyisihan ini.
Tapi yang jelas, Timnas U24 memang sudah memiliki tanda-tanda kesulitan, saat laga pertama melawan Kirgistan dan itu menemui gambarnya yang lebih jelas saat laga kedua dengan Taiwan.