Memainkan formasi Eropa yang kuat 4-4-2 dan maunya menjadi 4-2-3-1 khas Kroasia saat melakukan serangan atau fast break, tapi malah terlihat banyak penumpukan posisi atau terjadi kekosongan posisi, ketika pemain melakukan transisi ini.
Praktis hanya Beckam Putra dan Ciro Alves yang kerja keras namun sering out of pitch, atau terlalu lebar, dan terkesan mereka bekerja sendiri-sendiri karena striker tunggal di depan yaitu Da Silva, terlalu jauh atau terkepung.Â
Sementara penyerang Wailan atau penggantinya Ryan seperti kebingungan. Harusnya tiga pemain second line Persib Beckham-Wailan- Ciro lebih rapat di tengah, dan wing back Edo Febriyansah dan Putu Gede jangan takut untuk mengambil posisi naik tinggi sejajar.
Akibatnya serba tanggung, kelemahan dua wing back Persib nu aing ini, kerap ketinggalan kereta oleh double striker Persis, yaitu Fernando Rodriguez dan Ramadhan Sananta. Kedua titik lemah Persib terjadi pada kedua wing back Gede dan Edo, dimana dua gol Sananta bermula dari ketinggalan langkah mereka.
Marc Klok sendiri juga susah payah berusaha bermain ala Luka Modric, seperti biasanya doi mengalunkan distribusi bola tajam dan membahayakan. Tapi entah tugas siapa, maju mundur Marc dan Rahmat Irianto bergantian, malah bikin ngerepotin keduanya.
Bagusnya sih, central back Irianto  dipantek di belakang bersama pasangannya Igbonefo yang bermain lugas dan safe banget.
Alhasil dari satu kali draw dan satu kali eleh, Persib dibawah pelatih baru telah memberi spirit baru yang mulai berbeda. Lebih atraktif dan intens. dan kayaknya skuad Blue Princess sudah siap untuk berubah dibawah Bojan Hodak.
Tapi baiklah, perjalanan masih panjang. Transisi Persib yang memiliki penuh asa akan menemukan jalannya sendiri untuk menapak ke level yang lebih cepat dari genangan degradasi klasemen sementara ini.
Dan kaum bobotoh kudu percaya Maung Bandung bakal mengaum lagi di bawah Bojan Hodak pelatih gres mereka.
Kumaha iyeuh, Aa Bojan? Sok atuh, gas pol!
