Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat Kekasih Bosan

9 Juli 2023   20:46 Diperbarui: 9 Juli 2023   21:14 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar pixabay.com

Inka menyeka parasnya, cuaca panas memang, tapi Inka masih saja rupawan ditimpa panas. Gadis itu menyedot soda di botolnya yang mengembun.

Kita pulang saja! Dia merajuk.
Saya yang masih menikmati candi jadi terpecah.

Kenapa sayang?
Aku bosan!

Saya pun duduk di batu sebelahnya memandang candi dan wajahnya bergantian.
Belum satu tetes keringatpun kita di sini? Kata saya.

Wajah perempuan indah itu membrengut.
Aku tak bisa mengatasi rasa bosan! Katanya sekeras batu.

Saya menenggak minuman dingin dan menyerah.
Baiklah, kita balik sayang!

Lalu kami beringsut menuruni tangga candi, menuju kotak parkir mobil dan tak lama kami sudah melaju ke kota.

Maaf, terakhir ini kau sering merasa bosan, Inka? Tanya saya sambil mengemudi.
Gadis rupawan itu diam seribu, perhatiannya penuh hanya pada smartphone di tangannya.

Inka, kamu kenapa sering bosan? Saya mengulangi.
Entahlah! Aku tak bisa menjelaskannya, aku begitu gampang terserang bosan. Jawabnya tanpa mengalihkan gajet di wajahnya.

Saya menarik oksigen panjang, dan saya pun menerawang. Emang berjalan dua pekan ini Inka, pacar saya yang jelita ini, terserang bosan. 

Seingat saya sudah lebih dari 50 kejadian bosan diungkapnya. Dan saya pikir kejadian hari ini adalah bosan yang paling sublim yang saya rasakan.

Ketika tiba di depan rumahnya Inka bergegas membuka pintu kabin.

Inka, saya akan menjemputmu besok! Tawar saya.
Dia menoleh, dahinya bergaris.

Tidak Ben! Besok aku naik  MRT! Potongnya singkat sembari berjingkat.

Saya hanya bisa menatap punggung indahnya memasuki pintu rumahnya dengan hati kecamuk, lalu beralih ngegas abis vehicle saya, untuk melepaskan diri ke jalan utama.

Keesokan hari, saat sore turun dan pekerjaan saya rampung, saya menghubungi Inka.

Halo Inka! Saya jemput sekarang kamu oke? Tanya saya.
Tidak Ben! Saya pulang nanti pakai Trans! Jawaban terdengar diseberang sana.

Kenapa?
Lagi bosan naik sedan!

Saya tak hendak melanjut kontak lagi dan menyapu monitor HP.

Jadi saya pulang kantor sorangan wae, tak selayak biasanya, kali ini saya libur memapak pacar manis saya Inka. Saya jadi enggan balik dan mengambil jalan sekena hati. Mobil saya pun akhirnya berhenti di tepi kedai-kedai kopi.

Saya masuk dan mengambil ruang di salah satu kedai kopi coklat kerna saya kurang doyan kopi tubruk. Saya memesan coklat susu dan menyender membuang jenuh. 

Tak lama hidangan tiba dan saya mereguk likuid panas itu perlahan sembari menikmati diri saya sendiri.

Mencerna tabiat Inka akhir ini membuat saya merenung saat pacaran kami yang sudah menginjak hampir setahun. Apakah Inka mulai bosan dengan saya? Tiba-tiba pertanyaan itu menggenang dalam kepala saya.

Tapi saya berusaha menepisnya, sampai ketika seorang wanita cantik melangkah masuk dan duduk di sisi meja saya. Dia memanggil pramusaji dan memesan kopi susu. Pramu segera kembali dengan mug susu besar dan perempuan itu menelannya sekali lahap.

Huh! Susu di sini enak bener! Katanya.
Saya sepakat dengan anda! Saya mengiyakan.

Perempuan itu berdiri mengangkat mugnya dan beringsut duduk di meja saya.

Nggak keberatan?
Nggak!

Apakah anda seorang diri? Perempuan bertanya.
Ya! Anda juga terlihat sendirian? Tanya saya. Dia memandang saya sejenak.

Mmm.. tidak juga sebenarnya!  Timpalnya.
Oh! Saya memaklumi.

Begini! Saya biasa menanti pacar saya disini, tapi dia tak pernah intensi. Katanya, dia bosan! Sambungnya.
Bosan?

Yak! Dua minggu ke belakang dia selalu bosan dengan segala macam, dari  soal hang out sampai soal makanan kecil sekalipun. Sehingga saya pikir dia bosan berada di dekat saya. Hhh.. Perempuan itu membuang nafas.

Saya merasa makjleb!

Apakah anda pernah bosan dengan pacar anda? Tanya wanita itu. Saya menggeleng perlahan.
Tapi..., ah! Saya sedikit malu mengatakannya! Jelas saya.

Kenapa?
Ah.. saya pikir saya mengalami hal yang sama dengan anda!

Owh.. Pacar anda juga bosan? Tanyanya tak percaya.
Ya. Dua pekan ini, dia juga dilanda bosan, persis seperti pacar anda! Jawab saya seadanya.

Wow..What a coincident! Bibir merahnya merebak sayup mengucap English.

Kemudian jeda, saya tak berkata apa-apa lagi, begitu pula cewek ayu di sebelah saya, kedua kami berdiam, hanya memandang pintu kedai kopi susu yang menembus berandanya.

Sampai kami melihat sosok sejoli muda melangkah masuk, lelakinya tampan dan wanitanya rupawan, mereka bergandengan tangan, tampak serasi dan mesra. Kami berdua menatapnya nanap.

Tapi saya merasakan kulit wajah saya seperti terbakar sementara perempuan di sisi saya terlihat sedikit bergetar.

Lelaki itu pacar saya! Bisiknya bergetar.
Wanita itu pacar saya! Balas saya serak.

Kedua kami saling beradu pandang tanpa bisa tahu apa selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun