Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kenapa Badminton Indonesia Minim Smash?

8 Juli 2023   19:40 Diperbarui: 8 Juli 2023   19:46 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Sumber: bolastylo.com

Bagi ganda putra bulu tangkis, masa bulu tangkis dengan kelebihan placing dan pukulan tak terduga sudah berlalu. Begitu pula dengan permainan cepat, sudah bukan lagi menjadi barang baru yang menjadi keunggulan.

Ganda putra dalam badminton dunia terkini, telah menempatkan kedua faktor di atas menjadi common, kemampuan yang sudah merata pada placing dan speed dari pemain-pemain dunia.

Era pukulan aneh ala Ahsan/Hendra dan kecepatan pasangan Kevin/Marcus sudahlah usai, kerna hampir semua pasangan unggulan BWF memiliki pukulan tak terduga juga kecepatan, seperti pasangan  Chinese Taipei, Lee/Wang, ataupun ganda putra Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dan beberapa pasangan lain. 

Apalagi permainan net yang dulu digandrungi seperti keajaiban, kini mulai banyak ditinggalkan pemain, netting tidak masif lagi digunakan, hanya sesekali sebagai variasi atau bahkan gimmick semata.

Saya berpikir bahwa bulu tangkis Indonesia bisa ketinggalan jaman jika masih terpaku dengan dua kelebihan diatas yaitu mengandalkan pola pengecohan dan main speed, kerna pola permainan terutama  men double, kini telah berkembang lebih cepat dari perkembangan yang dipakai di sini.

Saat kini lebih terlihat permainan pada base line dan area defense menjadi begitu penting yang bisa membalikkan keadaan pada permainan, telah menjadi dominan saat ini.

Demikian halnya dengan format keunggulan fisik, yang jaman dulu tidak signifikan, sekarang menjadi faktor penentu angka. Ganda Indonesia yang relatif berperawakan kecil-sedang kerap mengidap handicap jika menghadapi lawan dengan perawakan bongsor.

Pasangan India Rankireddy/Shetty yang bertinggi badan diatas 180cm menjadi begitu ideal dalam menutup lapangan, dimana tidak itu saja, mereka juga memiliki paket lengkap, kecepatan, pukulan smash deras, defense ketat, dan penipuan yang cukup hade.

Secara menyeluruh bulu tangkis dunia kini sudah hampir kembali  back to basic, terutama untuk ganda putra. Permainan bulu tangkis era 70-80 kembali akan menjadi pakem yang keras selain genuine.  

Permainan badminton sudah menjadi hard impact dengan pola jatuh-bangun yang semakin menggelinding dan cedera yang rentan jika tidak di bereskan di depan.

Pelatih Ipman, Heri IP, harus segera merekonstruksi pola permainan ganda lelaki ini. Basis smash keras adalah suatu keharusan yang harus dimiliki setiap pemain dobel. 

Meski kita telah memiliki tujuh pasangan ganda dengan salah satu pemuncak ranking World Badminton Federation (WBF) ditangan Fajar/Rian, namun kekuatan pukulan smes pemain kita masih lemah. Hanya satu orang yang menurut saya, yaitu Daniel dari pasangan Daniel/Leo yang  memiliki smes keras.

Permainan modern badminton terkini, terutama ganda putra, akan banyak dimenangkan oleh pasangan pemilik pukulan smes yang keras dan cepat, tidak bisa disangkal lagi, mengingat persaingan ketrampilan lain sudah begitu merata.

Pelatih Naga Api, harus merubah trade mark pemain Indonesai yaitu permainan cantik atau permainan trik dengan permainan impact yang rigid, dan dipersenjatai smes yang kencang dan defense keras. 

Sejatinya sejak jaman baheula pemain kita jarang yang memiliki smes yang keras, kecuali om Liem Swie King. Entah kenapa pemain Indonesia yang dipenuhi bakat lahir tidak pernah memiliki pukulan smes keras sejak lahir. Dibandingkan dengan pemain-pemain Tiongkok dan Denmark atau sekarang India yang mulai muncul.

Permainan tipu-tipu, head to head drive, cutting shuttle, depan net, dan kecepatan, sudah tidak lagi begitu besar menjadi penentu point kemenangan.

Jika kita masih berkutat dengan bulutangkis yang cantik dan placing, maka kita akan terlindas jaman oleh pemain-pemain muda negara lain yang bermain lift and smash. Pemain tanpa kekuatan smash biasanya akan kalah dalam waktu singkat tanpa game karet 3 set yang kadang malah bosan tanpa smes.

Bisa saja  kita review yang masih hangat, dari kekalahan Ahsan/Hendra atas Lee/Wang di Canada Open 2023 dalam dua set langsung di tempo yang singkat. Di dalam game ini kelengkapan pukulan keras smes dan faktor fisik lawan, sangat menentukan kemenangan.

Demikian  pula terekam pada perempat final Indonesia Open 2023 yang lalu, dimana dobel number one Indonesia, Fajar/Rian dibabat 2 set langsung oleh dobel baru dua pemuda India Rankireddy/Shetty yang memiliki hard play yaitu smash keras dan defense ketat.

Perlu menjadi catatan pula, menyongsong ganda baru tapi stok lama, yaitu Kevin/Rahmat, seperti diberitakan bahwa Rahmat Hidayat sebagai pengganti Marcus ditempa menjadi penggebuk dan base liner, tentu akan menarik buat dinanti para penikmat bultang tercinta Indonesia. 

Karena jelas pasangan ini mulai menyadari persaingan badminton yang kembali ke originalnya, meskipun dari dalam hati saya, saya lebih memilih Daniel sebagai pasangan baru Kevin.

Demikianlah, kerna era baru badminton dunia akan kembali kepada back to basic, yaitu permainan speed, placing yang bertumpu pada smash keras dan hard defense. Barangkali sudah saatnya bulutangkis Indonesia berubah dengan permainan smes yang agresif dan defense yang progresif.

 Iya nggak sih?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun