Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Membaca Koalisi Surya Paloh

6 Juli 2023   20:12 Diperbarui: 6 Juli 2023   20:31 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koalisi kita adalah koalisi pembiaran, sebuah koalisi jomplang, koalisi terminal, koalisi cekak, suatu tatanan koalisi yang kelihatan demokratis tapi sebenarnya kolonisasi. Koalisi yang enggak pasti, seperti lotre menanti last minute. Koalisi kita pancen aneh.

Apakah tiga koalisi plus, yang sekarang ini mencerminkan anda sehat? Satu menghadap tiga. Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) seperti berhadapan dengan dua koalisi yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) plus satu kerjasama parpol PDI Perjuangan.

Pembentukan koalisi dan pengusungan calon presidennya, juga seperti duluan mana ayam apa telur, bebas wae. 

Akibatnya koalisi menjadi ngalor ngidul dengan istilah kerennya koalisi masih cair dan muncul hal yang kurang kerjaan seperti, satu putaran, dua putaran, dua poros, tiga poros, empat poros sangat membingungkan, tapi enggak tahu, mungkin mereka pikir, begitu itu keren.

Koalisi yang aneh, kemarin musuh sekarang teman, sekarang teman besok musuh, tidak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan abadi, menjadi suatu ungkapan yang membanggakan yang sering keluar dari bibir-bibir politik. 

Mengatasi presidential threshold diatas 20% untuk tiga koalisi dan satu kerjasama PDI Perjuangan sudah terbentuk, lalu 3 bakal calon presiden juga sudah terdeklarasi dengan value elektabilitas yang bersaing dengan selisih dalam error margin.

Sebenarnya komposisi ideal di atas adalah  masa depan demokrasi, tapi ketika di feedback dengan kekuatan koalisi eksisting, keseimbangan koalisi yang sudah terbentuk menjadi overthinking, ada seperti  ketakutan yang belum kejadian ke depan.

Pengaruh kuat tingkat kepuasan rakyat terhadap kinerja presiden Jokowi yang bisa mencapai 80%, menjadi begitu dominan terhadap pemilihan presiden ke 2024. Jadi begitu-begitu amat, bahwa itu memang hal yang natural setiap presiden memiliki signature sendiri-sendiri.

Dagangan survei kepuasan ditambah amplifikasi dari kelompok relawan Jokowi menjadi suatu kekuatan yang aneh yang masuk ke dalam perpolitikan pilpres 2024. 

Seharusnya survei kepuasan Jokowi sudah memasuki masa persiapan pensiun dan relawan Jokowi adalah bagian masa lalu, harus ada yang berani speak up bahwa relawan Jokowi itu enggak logis dan harus rela bahwa relawan Jokowi sudah selesai dan tidak menjadi post relawan syndrom. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun