Rencana pertemuan dua anak mahkota yaitu putri mahkota PDI-Perjuangan  Puan Maharani dengan putra mahkota Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pasti menjadi sesuatu langkah penting buat Indonesia ke depan.
Sulit digiring, bahwa pertemuan ini merupakan  kelakuan iseng atau basa-basi, atau bermaksud memecah konsentrasi  Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), atau menjegal bakal calon presiden Anies Baswedan, atau bahkan sebuah  moderasi atau reduksi keekstriman dan banyak komentar beragam pasca Puan menyebut AHY masuk radar cawapres Ganjar.
Sangat muskil bagi dua orang yang sama-sama berasal dari darah biru dengan akumulasi kedua partainya untuk lebih dari dua dekade menjalankan pemerintahan Negri Indonesia cuma bergimik ria.
Dan lagi rencana pertemuan kedua pewaris tahta ini tidak ujug-ujug, Â juga tidak akan berdiri sendiri-sendiri yang terputus dari garis dinastinya, mungkin saja sudah ada persiapan panjang untuk maksud dan tujuannya.
Dimulai dari time line yang penting setelah penetapan Ganjar Pranowo sebagai bacapres PDI-Perjuangan mulai stable bersama waktu untuk bisa membaca para cawapresnya yang berada di saku Megawati.
Dimana beberapa nama mulai sayup-sayup terdengar, dan dari situ muncul suara yang lebih berfrekuensi dari yang lainnya, yaitu bakal cawapres Ganjar adalah AHY yang asli dari suara Puan Maharani.
Keseriusan ini dilanjutkan dengan pertemuan dua sekjen yaitu Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang bertemu dan berbincang-bincang di sebuah rumah makan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Minggu (11/6).
Reaksi panggung depan Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku tidak merisaukan rencana pertemuan AHY dan Puan, meskipun suara panggung belakangnya terkesan lebih terasa bias.
Namun rekasi dari pihak Demokrat sangat berbeda yaitu reaksi yang terasa sangat demokrat. Bahkan mantan presiden  ke-6 yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyambut baik dengan megungkap perihal niat baik dan tujuan baik dari manapun, siapa dengan siapa akan selalu membawa kebaikan untuk membahas masalah-masalah bangsa yang tentu ada gunanya.
Lepas dari terpengaruh atau tidaknya rencana pertemuan Puan-AHY terhadap soliditas Koalisi Perubahan, adalah baik untuklebih melihat makna yang lebih jauh yang lebih berguna bagi negri seperti ucapan SBY.
Bahwa pertemuan Puan-AHY pastilah enggak ujug-ujug, secara logika, sebelum ide pertemuan ini semestinya telah dilakukan pendekatan level tertinggi masing-masing partai karena tak mungkin inisiasi Puan yang disambut respon AHY demikian natural.
Tebakan saya telah terjadi kontak antara SBY dan Megawati, atau mata rantai Megawati-Jokowi-SBY untuk mengedepankan dialog atau diistilahkan bincang-bincang kebangsaan. Tapi apapun julukan dari pertemuan kedua partai dominan pada dua dekade belakangan ini bisa diartikan jauh lebih lompat dari komentar-komentar yang menyertainya di saat menjelang 2024.
Meskipun hubungan PDI-Perjuangan dengan Partai Demokrat boleh disebut berada pada titik terendah, tapi perang dingin yang berkepanjangan sangat tidak enak bagi dua partai besar yang pernah memegang dua periode kepemimpinan nasional kita. Dan itu telah menjadi signature masing-masing yang membekas di hati rakyat Indonesia.
Selama dua periode di bawah SBY bersama Demokrat dan dua periode berikutnya di bawah Joko Widodo dengan PDI-P, Indonesia baik-baik saja, meskipun krisis moneter dan covid mengharu biru namun kedua pemimpin ini tetap memberi kemajuan buat negri.Â
Jangan diambil perkara negatifnya dari kedua pemimpin ini, karena dibawah mereka Indonesia tetap berdiri dan melangkah untuk maju. Jika diambil kemajuan positif yang dilakukan kedua pemimpin ini maka kekuatan untuk membangun Indonesia menjadi dua kali lipat.
Dipilih secara langsung selama dua priode kepemimpinan telah menggariskan bahwa kedua pemimpin ini memiliki visi yang besar untuk Indonesia.
Seperti kita ketahui, SBY terkenal cerdas, cermat dan detail dalam menghadapi segala persoalan, dia terkenal juga responsif, demokratis dan proaktif. Indonesia berkembang sehat dalam hal menghapus tabu akan kritik kepada pemerintah di jamannya. Kebijakan fiskal yang bagus sehingga petumbuhan ekonomi melesat di Asia dan tak lupa pekerjaan besar recovery Aceh pasca tsunami yang berhasil.
Sementara Jokowi dikenal dengan pro rakyat dan pemangkasan birokrasi dan pembangunan infrastruktur, pengembangan investasi dan rencana lompatan seperti proyek hilirisasi, baterai listrik, transformasi kecepatan mobilitas dan cita-cita Ibukota Nusantaranya.
Menurut saya gabungan dua kekuatan ini akan saling mengisi dan memperkuat untuk Indonesia menapak 2045 Indonesia emas. Untuk segara Indonesia menjadi negara maju, orang pengalaman seperti SBY-Megawati dan Jokowi akan menjadi kekuatan yang dahsyat.
Dan dua kekuatan partai PDI-P dengan Megawati dan Jokowi, serta kekuatan Partai Demokrat dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang berada dibalik Ganjar-AHY memang adalah sesuatu banget.
Barangkali itu yang bisa dilihat pada jalur Ganjar-AHY dan sangat bisa menjadi pegangan menuju konstruksi kesetimbangan dari koalisi-koalisi yang ada sekarang ini. Â Dan pertemuan Puan-AHY adalah merupakan pertanda para sesepuh akan turun gunung.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H