Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indra Sjafri Membawa U22 Setelah Tiga Tahun

30 April 2023   10:06 Diperbarui: 30 April 2023   10:08 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indra Sjafri memulai tim U22 Garuda dengan babak pertama yang amburadul melawan Filipina di Sea Games Kambodia sore kemarin. Formasi dan taktik yang susah diterjemahkan menjadikan tim Garuda menjadi underseded dari tim Azkal. 

Mencoba mengenal dasar formasi 4-3-3 Garuda20  yang seharusnya simpel menjadi ruwet. Pertahanan 4 bek yang semestinya rapat menjadi bolong ketika full back Arhan Pratama sendirian menggantung di tengah flank, buat seorang Arhan jadi serba salah, menyerang canggung bertahan tanggung. Sehingga dari sisi kanan lapangan Indonesia begitu mudah ditembus oleh winger Filipina Aldeguer. 

Sementara Witan Sulaiman pada posisi winger di atas Arhan, malah bermain di tengah yang sering membingungkan penyerang Ramadhan. Hal yang sama juga terjadi di flank kanan dimana winger Sroyer bermain banyak di lapangan tengah, namun beruntung mobilitas full back Rio Fahmi sangat baik dalam menyerang dan kembali bertahan menutup sepanjang area sayap kanan.

Jadi yang terjadi pada babak pertama, ada pemain Indonesia 5 sampai 6 selalu bertumpuk di depan sehingga sering terjadi salah pengertian dan salah oper.
Disisi lain Filipina memainkan pressing tinggi dan merubung pemain Garuda yang baru menerima bola  untuk melakukan counter press yang cepat.

Dengan konsentrasi sebaran pemain yang tidak merata,  maka pegangan koentji Indra Sjafri dengan memainkan bola pepepa, pendek-pendek-panjang, berubah menjadi papapa, panjang-panjang-panjang. Sehingga serangan Garuda sering terpatahkan dengan mudah, dan memaksa tendangan jarak jauh ke gawang Filipina. 

Beruntung di menit-menit akhir babak satu, full back kreatif  Rio Fahmi yang dominan mengambil peran menjadi winger di kanan memberikan umpan rendah keras ke posisi Marselino yang memiliki celah longgar. Dengan hanya memiringkan kaki kirinya bola mengefek keras tembus ke jala kiper Kameraad yang tidak menduga secepat itu bola lesatan Mareslino. Gol 1-0 Indonesia.

Memasuki babak kedua Indra Sjafri  mengganti pemain sayap kanan Sroyer dengan Fatur Rahman, juga  merubah susunan posisi yang tadinya puzzle dengan Witan di geser ke posisi Marselino dan Marselino di tarik lebih dalam kurang lebih sebagai pelapis belakang Arhan atau jadi separuh full back. 

Perubahan Indra Sjafri ternyata menghasilkan serangan dan bertahan Garuda lancar jaya. Witan menemukan jati diri kemerdekaannya ketika dia dibebaskan dari punggung wing back murni menjadi setengah gelandang serang kesukaannya, sehingga menghasilkan banyak umpan terobosan dan assist yang khas Witan. Dan hasil penalti gagal dari Rizky, adalah berkat alunan Witan yang terpaksa dilanggar ketika tinggal selangkah gol dari kaki Witan.

Demikian halnya dengan Arhan, dia lebih dibebaskan dari beban fullback menjadi separuh winger yang ditinggalkan Witan, sehingga Arhan berkembang penuh sesuai kemampuannya menusuk ke dalam yang selalu memberikan momen kritis bagi pertahanan Filpina.
Sedangkan supersub Fathur Rahman di sayap kanan  sangat mobil dan bold (berani) untuk lebih menghidupkan serangan dari sayap. Positioning Fathur yang selalu bergerak menghasilkan gol dari tendangan volinya yang keras sebagai gol ketiga.

Sudah silam kita tidak pernah lagi disuguhkan racikan pelatih Indra Sjafri dengan perubahan strategi atau perubahan task force yang senyap tapi menghasilkan kejutan, membaca permainan, mengevaluasi dan menentukan perubahan taktik yang bisa langsung dimengerti dan diaplikasikan pemain sesuai passion pemain mungkin merupakan salah satu ketajaman Coach Indra yang masih berkumis tebal ini.

Indra sejalan dengan model pelatih Spaniard Mikel Arteta di Arsenal, mengamati apa yang dibutuhkan untuk perbaikan  langsung di rumput tanpa merubah formasi yang mengganggu keseluruhan tim. Seperti contoh di babak 2, membebaskan Witan Sulaiman dari beban sayap murni untuk bergerak ke segala arah sesuai dengan keahlian Witan. Ini seperti saat Arsenal membebaskan Martin Odegaard dari beban penyerang tengah untuk beroperasi lebih dalam.

Secara keseluruhan, pemberian kepelatihan Indonesia U22 ini kepada Indra Sjafri oleh PSSI memang pantas diapresiasi, sehabis pengharapan panjang yang melelahkan akan prestasi PSSI dibawah kepelatihan multi tim PSSI Shin Tae-yong selama hampir 3 tahun tanpa prestasi yang signifikan.

Dimana yang mutakhir adalah haru biru kegagalan timnas muda U20 mengikuti gelaran kejuaraan dunia FIFA 2023, yang menyisakan kekecewaan yang masih mengambang dan bias. Tak guna mengemuka sepakbola yang beralasan, kita harus jujur bahwa kegagalan U20 Garuda  bukan karena pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah, melainkan kegagalan dari prestasi tim U20 Garuda yang kalah dalam perebutan tempat ke putaran 24 tim U20 dunia.  

Ini  memang baru laga perdana buat Indra Sjafri setelah rehat tanpa melatih anak-anak rumput PSSI, yang memberi harapan di kejuaraan cabang bola di pesta Asia Tenggara ini. Tapi paling enggak ini suatu alternatif  atau katakanlah tes ombak,  apakah memang permainan anak-anak PSSI selama tiga tahun terakhir segitu gitu aja, ditengah kepelatihan satu tangan Shin Tae-yong. 

 Jangan pula ini lalu dianggap romantisme dari kepelatihan seorang Indra Sjafri di masa lalu walaupun memang PSSI butuh juara sesempit apapun momen kejuaraannya buat mengobati fans Indonesia setelah menghabiskan tiga tahun yang panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun