Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mencari Jejak di Slamet Riyadi

20 Desember 2022   11:26 Diperbarui: 20 Desember 2022   11:39 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri puls pixabay.com

Dia cantik berhidung mancung, di ujung bibir tipisnya ada sekilas slice mungkin bekas luka namun itu menambah pesonanya, rambutnya hitam berombak lembut, matanya bulat menawan, berkulit puith, posturnya tinggi langsing bergerak serasi. Erin selalu memeluk pinggangku jika kubonceng dengan sepeda motor. Aku menjelaskan detil.  

Dan pelintas-pelintas Slamet Riyadi itu mengangguk-anguk. Baiklah! Anda bisa terus menyusuri jejaknya, sementara kami yang lebih cepat akan mencari dirinya. Setuju!

Aku terharu atas kerelaan batin mereka mencari Erin. Terima kasih! Kataku terbata-bata. Tak lama mereka pun berpencar meninggalkan ku sendiri di terotoar Slamet Riyadi melanjutkan jalan lambatku dengan wajah ke bawah menatap bumi mencari jejak Erin.

Beberapa saat kemudian di saat sore sudah hampir tiba pada batasnya, aku melihat orang-orang kembali berdatangan dan masing-masing telah membawa seorang gadis serupa dengan jatidiri yang telah kuberikan. Mereka mendekatiku satu persatu.

Saya yakin perempuan muda ini Erin! Kata orang pertama. Aku tersipu. Maaf, dia bukan Erin. Jawabku. Kemudian orang kedua besama seorang gadis lain mendekatiku. Ini pasti Erin! Katanya. Kembali aku tersipu malu. Bukan, maaf ya. Dia bukan Erin!  

Orang ketiga bergegas mendekatiku dengan wajah pede. Tidak salah lagi, perempuan yang bersama saya ini adalah Erin! Katanya. Aku menggeleng. Maaf sodaraku, nona ini bukan Erin! Jawabku.

Lalu orang keempat, kelima , keenam dan seterusnya menunjukkan prerempuan yang ditemukannya namun perempuan yang dibawanya serta, bukanlah Erin kekasihku.

Akhirnya orang-orang pelintas Slamet Riyadi itu kembali berbalik bersama wanita Erin yang ditemukannya yang tidak sesuai dengan Erin kekasihku. Mereka tampak kecewa atas jerih payah mereka, namun mereka memaklumi bahkan merasa belas kasihan kepada ku. Akhirnya mereka pamit dan berdoa supaya aku segera bisa menemukan kembali Erin.

Dan sore di jalan Slamet Riyadi telah menghabiskan sisa-sisa warnanya menjadi buram digantikan malam.Lampu jalan mulai menyala dan lampu-lampu kendaraan berpendaran. Beberapa cahaya menerpa bola mataku yang membuatku silau. Aku sendiri masih lanjut berjalan di sepanjang pedestrian Slamet Riyadi yang panjang hingga statoe Letnan Kolonel Slamet Riyadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun