Bagai kekasih lama kami berjalan berdekatan, menjelang jalan kota dengan sinarnya yang berkurang, tetapi Merigold? Dia seperti bersinar sendiri, berona emas menafikan cahaya kusam lampu-lampu kota. Kami berjalan menyusur pedestrian dengan cahaya campuran emas-oranye, seperti bola sinar hingga menerangi jalan-jalan yang mati cahaya menjadi ikut benderang.
Sementara saya masih sempat menoleh kafe, terlihat beberapa lelaki melangkah keluar bersamaan menatap kami yang berjalan seperti spot filem.
Saya pun masih sayup mendengar ocehan para pria itu.
Lihatlah! Merigold telah datang kembali  untuk memilih seorang  lelaki!
Saya sendiri sudah tak hirau lagi, ketika kami sudah tiba di sebuah kebun yang dipenuhi bunga berwarna emas dan jingga, dan saya juga tidak lagi peduli dengan nasib kawan saya Jon, apakah dia tidak seberuntung saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H