Saya sudah berada di tempat tidur, berbaring lelah dan menyalakan tv. Sementara perempuan itu meraih baju tidurnya lalu melangkah ke kamar mandi. Saya menikmati dua kali berita tv, mungkin sekitar separuh jam, dan perempuan itu masih berada di dalam bathroom.Â
Satu sekuen berita lagi, tapi tak selesai, ketika dia membuka pintu kamar mandi dan telah bergaun tidur yang membayang. Saya mengerlingnya sekejap wajahnya tak hirau. Saya berpikir perempuan ini membutuhkan waktu panjang hanya untuk berganti gaun, mungkin terlama dari semua perempuan yang pernah saya kenal.Â
Lalu dia duduk di samping kaki saya, mengambil sigaret dan menyulutnya seperti bunga api kecil.
Kau merokok? Dia menawarkan. Saya menggeleng.
Saya minum! Kata saya dan dia menyentuh gelas saya diantara jemarinya lalu mereguknya. Saya mengambil batang rokoknya yang menyala dan menghisapnya.
Beberapa menit kami menonton tv, merokok dan minum sehabis bercinta. Kemudian kami tidur menutup malam hari.
Keesokan pagi ketika saya terjaga, perempuan itu sudah bersolek di muka cermin, duduk masih bergaun transparan semalam, tampak dirinya tengah bersiap hendak  pergi bekerja.Â
Saya masih tergolek di tepi ranjang, lewat mata yang mengantuk, saya menatap kedua kaki indahnya. Dan saya merasakan lelah akan semuanya ketika melirik jam dinding di angka 7:30, saya kembali terlelap.
Pukul 8:30 saya terbangun dan berjalan gontai mengambil pintu kamar mandi, saat saya menariknya saya terkejut dan menyumpah tanpa sadar.
Saya melihat perempuan itu berdiri di muka cermin bathroom, terlihat dia sedang merapikan gaun kantor yang dipakai i tubuhnya.
Aku pikir kau sudah berjalan menuju office?! Tanya saya tanpa perlu jawaban. Dia menoleh tenang dengan paras ber make up.
Kau mau memakai kamar mandi? Perempuan itu menawarkan.
Ah, tidak! Tak mengapa! Kata saya keluar sembari menutup pintu bathroom.Â
Saya pun melangkah kembali ke atas ranjang dan tidur-tidur kucing. Tak berapa lama perempuan itu keluar dan mendekati wajah saya, dia memberikan ciuman pamit dengan bibir yang berlipstik merekah merah, lalu dia berlalu meninggalkan  aroma parfumenya yang merebak.
Tolong telpon saya nanti ke kantor, please! Katanya. Hal ini akan membuat hari saya ceria! Sambungnya.
Saya tak menjawabnya, hanya membiarkannya berlalu keluar pintu lalu terdengar mesin mobil dinyalakan, dan tak lama suara enginenya segera menghilang ditelan jarak.
Saya bangkit perlahan dari ranjang menuju kamar mandi, membuang air kecil dan membersihkannya memakai shower. Berjalan menjelang refrigerator lalu meraih satu botol minuman dan mulai mereguknya sampai separuh. Kembali ke atas ranjang, Â saya pun melanjutkan tidur saya.