Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Manchester City dan "Hey Jude"

23 Mei 2022   14:00 Diperbarui: 24 Mei 2022   14:50 1259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan Wonderwall dari Oasis yang kini sudah menjadi anthem Manchester City dan telah mengalahkan chant terkenal Blue Moon, melainkan Hey Jude-lah yang membahana di angkasa stadium Etihad Manchester. 

The Citizens kompak menyanyikan lagu merdu dari Paul McCartney yang kala itu dibuatnya untuk menghibur lara hati putra John Lenon, Julian, ketika bapaknya meninggalkan ibunya dan menikah dengan Yoko Ono.

And anytime you feel the pain (Dan kapan saja kamu merasakan sakit)
Hey Jude refrain (Hei Jude bertahanlah)
Don't carry the world upon your shoulders (Jangan pikul dunia di bahumu)
For well you know that it's a fool (Karena kau tahu hanya orang bodoh)
Who plays it cool (Yang sok keren)
By making his world a little colder (Dengan membuat dunianya sedikit dingin)
Na na na na na na na na na na na Hey Jude!

Sebelum pertandingan Manchester City menghadapi Aston Villa, para fans Man City menyanyikan Hey Jude yang lahir dari The Fab Four yang berasal dari Liverpool, barangkali ini juga sebagai tembang penghargaan kepada Liverpudlian untuk jangan bersedih hati jika tidak menjuarai EPL 2022 kali ini.

Dan ini sudah hampir pasti bisa diduga, sehabis kemenangan akan ada euforia yang tidak terbatas di lapangan, apalagi orang-orang Kota Biru Langit yang memadati bangku Etihad begitu depresi ketika Villa memimpin 2-0 hingga menit ke 76, sebelum akhirnya 2 gol Ilkay Gundogan dan Rodri menghapus arti gol dari Matty Cash dan Philippe Coutinho. 

Saat peluit akhir, lapangan rumput pun dalam beberapa detik berubah menjadi lautan manusia, sementara di tengah suar-suar berwarna biru langit, orang-orang Kota pun terlihat seperti ombak melumat kedua tim di lapangan.

"Penjaga gawang saya diserang. Jika anda menanyakan itu, saya pikir pertanyaan-pertanyaan itu harus ditujukan kepada Pep dan Manchester City," kata Steven Gerrard, manajer santun dan tampan Aston Villa.

Ini perayaan terliar yang biasa saja terdapat di lokal kita, tetapi di England, yang anak-anak merubuhkan mistar dan bergelayut di jala adalah eksepsia, suatu perayaan emosi yang paling ujung.

Melawan Aston Villa memang bisa jadi a piece of cake bagi Man City, catatan 11 kali menggulung Villa adalah catatan yang telah menjadi skrip mudah buat pelatih Joseph Guardiola.

Namun momentum saat ini sangat berbeda, ada manajer tamu Steven Gerrard yang mencintai dan dicintai Liverpool dan ada Coutinho gelandang Setan Merah, kedua mereka sudah memiliki motivasi You'll Never Walk Alone.

Manajer Manchester City Josep Guardiola. (c) AP Photo Sumber: bola.net
Manajer Manchester City Josep Guardiola. (c) AP Photo Sumber: bola.net

Membungkam seluruh Kota dengan gaya khas Steven Gerrard, yaitu melakukan potongan ringkas untuk menyerang jala lawan, seperti yang biasa dia permainkan di Liverpool di saat silam. Gerrard sangat menyukai umpan silang.

Pelatih pendiam ini memang susah ditebak, karena dulu Steven bermain di banyak posisi, bek kanan, gelandang tengah, sayap kiri, dan itu menyulitkannya untuk bermain sendiri, dia harus dikelilingi oleh pemain-pemain lain dan menyesuaikan dengan pola musuh. Gerrards itu kompleks tapi simple. 

Seperti itulah yang tergambar pada papan Aston Villa, 2 gol itu khas Steve G, ketika fullback kiri Villa, Lucas Digne melakukan umpan silang yang ambigu ke tengah, apakah bola tujuan itu untuk 2 Villa di depan, Philippe Coutinho atau Ollie Watkins?

Ternyata tidak! Tiba-tiba Matty Cash, bek kanan Villa, sudah muncul di kanan, di posisi sejajar agak di depan Joao Concelo bek kiri City, dan tanpa ampun melepaskan sundulan melewati kiper Ederson dan 1-0 untuk Aston Villa.

Gol kedua similar dengan gol pertama Villa, satu tendangan jauh dari segitiga tumpul, kiper Olsen-Watkins-Coutinho, di awali tendangan gawang yang jauh oleh Olsen, menyerong di terima Watkins sehingga membuat kiper City, Ederson overload ke kanan. 

Hanya dengan 2 sentuhan, bola diteruskan kepada Coutinho yang dilekat oleh bek Laporte, tapi sentuhan kaki kanan yang mencengangkan, melepaskan ikatannya dengan Laporte  dan dengan satu tembakan tiang dekat, gawang Ederson kembali bobol, 2-0!

Selanjutnya, hanya 15 menit tersisa yang membuat Pep Guardiola sadar, bahwa kali ini ternyata mereka bukan hanya menghadapi Aston Villa, melainkan The Citizens menghadapi Aston Villla plus Liverpool, yaitu Villa plus Gerrard dan Coutinho. 

Kepemilikan bola Man City yang membosankan dan lamban mesti diakhiri, harus ada penetrasi karena City tak pernah berhasil mendekati kotak 16 Villa.  

Tadinya saya pikir memasukkan gelandang Jack Grealish adalah pilihan utama, tetapi pilihan shortcut bukan pada Grealish karena Grealish berputar bagus tapi kerap membutuhkan waktu yang panjang, karenanya Pep lebih memilih bek kiri mungil tajam Zinchenko. Sementara Cancelo dari bek kiri, menyeberang ke bek kanan dan Stones yang semula bek kanan digeser menjadi centre back. 

Inilah awal yang menjadi agen percepatan dan pembunuhan ruang kotak 12 Aston Villa di tengah perburuan waktu. Penggantian mesin kiri berhasil baik, sekarang perbaikan mesin kanan dengan memasukkan Raheem Sterling mengantikan Mahrez, membikin pesawat City Air mulai terbang seimbang.

Tinggal mesin tengah yang harus juga di replace, apakah menggunakan Jack Grealish yang sudah terlihat loncat-loncat di byside luar? Ternyata bukan, pesawat City harus memakai mesin besar yaitu pemain yang tidak tercatat Ilkay Gundogan!

Dan mesin dengan power besar telah berjalan, Gundogan membuat 2 gol dan Rodri 1. Manchester City juara dalam 6 menit! Tetapi semua memuja Kevin De Bruyne kapten yang mengemudikan pesawat City.

Dan Pep seperti membuat pekerjaan tangan taman kanak-kanak, menempelkan RaheemSterling untuk menciptakan gol pertama, menempelkan Oleksandr Zinchenko membuat gol kedua dan menempelkan Ilkay Gundogan untuk menciptakan gol ketiga.

Pep Guardiola yang pandai berbicara kali ini tidak berbicara sama sekali, dia hanya menangis sesenggukan dengan lantunan.

Hey Jude,
Don't make it bad-Take a sad song and make it better- Remember to let her in to your heart-Then you can start to make it better.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun