Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Tempat Kesepian

5 Mei 2022   19:43 Diperbarui: 5 Mei 2022   19:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuka pintu depan rumahnya yang dikunci dari luar lalu membersihkan diri di wastafel sebelum dia menyuapi istrinya yang makan dengan lahap. Dia sangat senang jika memandang istrinya makan mungkin juga karena disuapi sebagai tanda kasih sayang yang tidak pernah pudar, bukan hari kasih sayang yang hanya 1 tahun 1 kali. 

Setandas nasi padang dia menyenduk teh hangat perlahan ke bibir istrinya lalu istrinya meneguknya meminta langsung mereguk dari gelas. Baru setelah urusan gegares ini tuntas, dia mengambil jatah setengah bungkusnya dan mengunyahnya perlahan layaknya mengikuti teori jumlah kunyahan minimum sebanyak 32 kali, makanya lelaki ini paling lama kalo sudah makan. 

Tapi  ini dilakoninya dengan sabar, karena orang sabar itu kekasihnya Tuhan. Belum lagi jumlah giginya yang bisa dihitung dengan jumlah jari sebelah  tangan akibat kanker mulutnya, menambah perpanjangan waktu makan yang bisa 3 kali dari normalnya orang sepuh makan.

Dia menoleh kepada istrinya yang sedang merebah di atas kasur sambil memandang langit-langit kamar seakan penuh gambar, dan dia membiarkan mata istrinya berseri-seri seperti ada yang mengajaknya bergurau. Setelah selesai makan dengan waktu mengaret, dia bangkit dan mencuci segala perabotan kotor bekas makan, perlahan tanpa bersuara karena maklumlah sebagai lansiah more than sixties  gerak lengannya slow motion jika mencuci piring.

Sore hari menjelang, biasanya dia membaca, dari berita online atau situs dari hape jadulnya tapi sudah anderoit, kadang tapi jarang dia membuka kompasiana situs pujaan hatinya, namun hanya membaca judul-judul tulisan dan gambarnya, sesekali membaca artikelnya tapi nggak pernah tamat, mungkin dia kurang paham atau mungkin juga capedeh karena dia sudah terlalu usur dan ketinggalan generasi milenium apalagi genset.

Malam hari dimulai terkantuk-kantuk namun dia harus menyiapkan besok adalah hari operasi kankernya yang ke3, dia baru diberitahukan beberapa hari sebelumnya karena perkembangan baru sel-sel kankernya yang mulai tidak terkendali dan tidak mau berdamai.

Dia melihati istrinya yang tertidur dan kemudian ikut rebah di sisinya. Masih ada sedikit lagi yang tersisa. Pikirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun