Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jeni di Kafe

23 April 2022   16:26 Diperbarui: 23 April 2022   16:31 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from pixabay.com

Okei? Minum apa kita, nih? Joni menawarkan minum sambil mengeluarkan senyum lady killernya yang viral, aku menggeleng.
Joni apa yang kau lakukan kepada Moli itu jahat! Kataku langsung.

Hei, hei. Calm down! Jawabnya berbahasa Inggris.
It's her dream! Kataku berbahasa Inggris pulak.
Jeni, guwe gak maksud menyakiti her heart, you know? Guwe harus menegaskan ke Moli bahwa dia bukan pilihan guwe. Joni memakai kata guwe dengan aksen Betawi seperti mas Pur.
Terserah kamu Joni, tetapi kamu mesti meminta maaf ke Moli, whatever! Tegasku.
Oke, oke!
Sekarang apa yang ingin kamu bicarakan lagi Joni, bukankah notaku sudah jelas?

Jeni, please. Aku tidak bisa menghindar hati di dalam ini. Please beri aku kesempatan untuk mencintaimu dan ku harap kau akan bisa belajar untuk mencintaiku. Joni berkata, wajah gantengnya memohon terlihat dari kerut di keningnya.

Kau tau, aku tidak pernah mencintaimu, Jon! Meskipun aku kadang membawakan roti panggang terkenal gang Kote-Bandung untukmu, itu tak lebih dari pertemanan belaka. Kataku.

Ah Jeni, mengapa kau begitu jauh sedang kita sudah begini dekat? Kamu tega membiarkan ku sendiri tanpa keinginan dengan wanita lain, selain kamu, Jeni!

Jangan jomblo demi aku, Joni! Please! Kata ku. Ada rasa gimana gitu, kerna  jujurli, gimana juga Joni adalah lelaki tampan yang tidak bisa aku singkirkan dari kepalaku 100 persen. Tapi ada hal yang mengharuskan ku untuk tidak menerima cinta Joni.

Come on, Jeni. Mengapa kamu menghindari seperti tak memiliki hati?
Aku tidak punya hati? Mungkin tidak, kamu tak boleh tersinggung hanya karena aku tidak memberikan untuk apa yang tidak aku dapatkan.

Kamu kejam, Jeni!
Tidak Joni! Mari kita berjabat tangan sebagai teman yang hangat, tidak lebih tidak kurang, dan persahabatan itu baik kerna tanpa tujuan yang tersembunyi. Kau mau mengerti bukan Joni?

Lalu kami berdua berdiri, aku menatap mata nakal Joni yang terjatuh embun, dan aku memeluknya. Entah akupun merasakan ada rasa lain yang menguar di atas kepalaku, seperti lelaki ini adalah benar kekasihku.

Aku akan selalu memimpikamu Jeni? Kata Joni terakhir.
Aku membelai rambutnya yang keren dan berkata. Kau bisa bermimipi melalui senja Joni, kerna senja itu adalah waktu dimana matahari tidak terbit dan juga tidak terbenam. Aku akan beruntung bila aku mengingatnya dan mungkin pula aku melupakannya. Namanya juga senja kan Jon?

Lalu aku pergi melangkah diatas high heel ku, meninggalkan pemuda Joni yang tertunduk sendu,  tampak dia kehilangan ketampanannya, karismanya dan juga goyangannya. Dia terlihat seperti pemuda biasa saja yang bisa saja ku cintai karena begitu biasa dan apa adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun