Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jeni di Kafe

23 April 2022   16:26 Diperbarui: 23 April 2022   16:31 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from pixabay.com

Ini entah hari ke berapa, dan kupikir aku harus menuliskannya, bukan apa-apa, supaya dia selalu teringat, kerna jika verbal dia selalu alpa, atau pura-pura lupa? Begitu nasihat temanku Moli. Dan aku mengambil secarik kertas nota kecil, lalu menuliskannya.

Untuk Joni:
Aku tidak pernah mengatakan aku mencintaimu.
Anda tidak perlu menggoda saya, hari demi hari.
Dari Jeni.

Aku melipat kertas dan merekatkannya dengan selotip bening untuk mengunci lipatan. Lalu aku berikan kepada Moli, perempuan yang aku kenal belum lama tetapi yang ku mengerti, dia mengejar-ngejar Joni. Naksir kali? Moli berbinar menerima surat kerna dia tau ini peluang besarnya, Moli tau bahwa Joni mengejar-ngejar serius aku dan aku wegah.

Serius, kamuh? Kata Moli, mukanya ada sedikit berkura-kura dalam perahu. Aku mengangguk kurang bersemangat. Lalu dia melangkah cepat meninggalkanku.

2 hari kemudian Moli mendapatiku, nafasnya memburu, wajahnya kelihatan tidak sukak.
Jeni! Itu parah! Dia merobek-robek nota kamu! Dan kau tau? Aa' Joni mengatakan dia tidak ingin aku mendekatinya semenitpun! Kata Moli keras.

Aku tenang saja dan mengatakan. Bukankah ini idemu?
Baiklah! Mulai siang ini aku bukan lagi sekutumu! Katanya. Lalu dia berlari meninggalkanku sambil mengacungkan jari tengah.

Aku memandangi larinya Moli menjauh sampai lenyap dari tatapan, ada kalbu menyesal kurasakan sebab Moli tampak mendambakan Joni sampai sudah memanggilnya Aa'. 

Maafkan saya, Moli! Kata tubuh ku. Aku amat mengerti jika Moli bertingkah demikian, kerna Joni memang seorang lelaki yang digandrungi gadis-gadis , wajahnya tampan, karismatik seperti penyanyi nomer 1 di tanah viral.

2 hari kemudian, Joni telepon aku, minta bertemu dan aku menyetujui untuk bertemu di kafe kopiyomas jam 5:30 sore after office hour. Dia sudah tampil lebih dahulu di kafe kopiyomas, dari kejauhan aku sudah menangkap siluetnya, dan dari outfitnya yang cool dan goyang tubuhnya yang khas dia.

Hai! Katanya saat saya dekat di hadapannya. Orang tampan itu berusaha meraih tanganku bergaya gentleman, namun aku mengelaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun