Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Cantik Bertindik

26 Maret 2022   16:09 Diperbarui: 26 Maret 2022   16:13 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from pixabay.com

Apakah kau gila, Clare! Aku tak menyukainya!
Ah! It's okay! Ini hanya iseng!
Aku ingin kau melepasnya, Clare!

Dia tertawa dan melepaskan tindik di bawah matanya. Lalu kami kembali berbicara sederhana dan tidak rumit, meski dalam hati saya, betapa labilnya Clare. Spiritnya berada sangat tinggi atau sangat rendah, tidak pernah bisa di antaranya, selalu ekstrim. Kami pulang jam 11 malam dan kembali bercinta.

Esoknya Clare minta diantar kembali ke Bar BB meskipun saya menawarkannya sama seperti yang lalu agar dia mau tinggal, karena kali ini, kembali saya harus meninggalkan kota untuk waktu agak lama.
Saya akan meninggalkan kota beberapa bulan! Kata saya. Dan Clare membisu. Saya pun terbang untuk pekerjaan saya.

***

6 bulan kemudian saya sudah mendarat di kota lagi, saya merasa letih karena mungkin usia, sehingga baru keesokan harinya saya mengunjungi Bar BB di sore yang terang. Saya tidak menemui Clare dan saya minum bir dingin menunggu. Berjam-jam saya menunggu wanita itu tidak juga tampak, dan saya mulai sedikit mabuk. Saya melihat bartender mendekati saya.

Maaf, ini soal pacar anda! Katanya.
Apa?
Maaf, apakah anda tidak mengetahuinya?
Tidak!
Dia bunuh diri! Baru kemarin dia dikuburkan!

Dan mata saya terbelalak separuh kemudian gelap, saya meneguk kembali minuman dan mencoba sadar diri seakan dia selalu hadir di dalam Bar ini.

Bunuh diri? Bagaimana mungkin dia melakukannya? Saya bertanya gagap.
Dia memotong tenggorokannya!
Saya mereguk semua minuman dan berjalan keluar dengan langkah melayang sembari mengenangnya di kepala.

Ah, Clare adalah gadis tercantik di kota, dan saya seakan menolaknya padahal dia memberikan seluruh perhatiannya kepada saya. Saya tidak memedulikannya, saya demikian malas bahkan untuk memberikan sedikitpun perhatian untuknya, seharusnya saya memedulikannya sedikit saja.
Saya pikir saya pantas mendapatkan kematiannya, juga kematian saya sendiri. Saya memang seekor anj*ng! Saya merutuk masuk ke malam yang lebih dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun