Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Marc Marquez dan Hukum Fisika Newton

22 Maret 2022   18:49 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:57 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MARC MARQUEZ jatu saat gelaran kualifikasi MotoGP Mandalika 2022. Sumber: surya.co.id

Pebalap Baby Alien, Marc Marquez terpelanting sehabis mengalami shocking highside crash di Turn7 right-hander, sirkuit Mandalika  dalam warming up section Minggu kemarin. 

Motor Honda RC213V yang masih melaju di sekitar 186km/h (memasuki tikungan 7 pada tahap pengereman penurunan speed ?),  tiba-tiba melenting dan berputar beberapa kali di udara sebelum motorbike itu menghujam lantai sirkuit dan rusak berat. 

Beruntung Marc berhasil selamat meski perlu observasi lanjut dan terpaksa absen  dalam MotoGP di International Circuit Mandalika2022 kali ini.

Crash Marquez di jalanan MotoGP 4 strokes ini melengkapi 3 crash sebelumnya dalam usahanya untuk memacu masuk Q1, dan selanjutnya turun ke Q2, namun kecelakaan sebelumnya ini hanya berupa slippery atau slide crash saat ban belakang tidak lagi mampu mempertahankan tread (tapak) area untuk menghasilkan gaya tarik lengkungan karena kehilangan grip daya cengkeramnya.

Sudah umum terjadi bahwa pengereman akan dilakukan bersamaan rider melakukan lean over  atau rebahan ketika mulai memasuki tikungan. Ban belakang tidak selalu bisa menahan total beban akibat adanya tambahan dari beban engine plus beban lintasan sudut (cornering load). 

Grip ban belakang biasanya cukup bila bike mengerem di posisi tegak, namun bila ada tambahan beban tikungan (sentripetal), jumlah vektor gaya menjadi resultan dari 2 beban, yaitu beban motor dan sentripetal, dan beban baru ini bisa jadi melebihi kemampuan dari ban belakang untuk menahan gaya. 

Kemudian bagian belakang bike akan bergeser dan berputar, bahkan jika ini dibarengi dengan penurunan ke gigi rendah (downshifts) bisa sangat berkibat fatal.

Barangkali saja hal ini yang dialami oleh Marc Marquez saat terpelanting terbang berikut bikenya.

Banyak variabel detil yang bisa menyebabkan sliding atau bahkan melenting, dari pemaksaan pemakaian ban belakang yang lebih kaku dengan koefisien gesek statis yang besar dengan aspal untuk memperoleh gaya sentripetal (gaya lateral menuju pusat lingkaran) yang besar sehingga bisa diperoleh kecepatan maksimum cornering yang lebih besar. 

Maupun aplikasi lean angle atau sudut rebah yang besar untuk mendapatkan kecepatan cornering maksimum  yang lebih besar. Juga tergantung dari bobot motor dan tentu saja engine powernya.  

Namun penetapan variabel yang diambil ini akan terbatasi oleh hukum dasar Fisika Newton tentang gaya dan turunannya yaitu hukum kekekalan momentum (torsi).

Bisa saja Marquez memaksa salah satu variabel keluar dari hukum Fisika, seperti batas kecepatan maksimum menyebabkan sliding, total torsi yang unbalance sehingga floating, lean angle yang terlalu berani, atau bisa juga posisi geser tubuh (hagging off) menjauhi titik berat sistem (motor plus rider) guna melawan gaya sentrifugal (gaya tarik keluar lingkaran) saat menikung kurang proper.  

 Kembali ke tahun 1970, desain lebar ban saat itu akan membuat rider melakukan hangging off atau knee dragging, dimana rider dengan menggeser tubuhnyakeluar dari titik berat yang tujuannya merobah pusat gravity dari kombinasi rider dan bikenya, untuk bisa mengikuti radius putaran dan kecepatan pada lean angle yang besar (lebih miring).

Sampai perkembangan saat ini, Marc Marquez  cukup dikenal sebagai seorang pionir dalam style knee-down cornering yang ekstrim yang dimulai pada MotoGP 2013 dengan pemegang record 68derajat sudut sandar (leaning angle), sejak perobahan teknologi ban dengan kontak lean yang besar beserta variabel grip ataupun slick tyre atau ban gundul untuk lintasan kering termasuk ban grip basah untuk lintasan basah. Juga karet yang digunakan bervariasi dari soft tyre sampai stiff.

Dari berita yang diperoleh, Marquez ikut mengatasi persoalan dalam mengatasi temperatur Mandalika yang tinggi, Michelin membawa ban yang lebih kaku berdasarkan pre-season test sebelumnya di Mandalika. Tapi ada masalah pada grip ban baru ini, yaitu cengkeramannya yang kurang yang kemungkinan mengakibatkan kecelakaan pada Marquez diatas.

Katanya beban kesulitan roda belakang ini akan membuat ban depan bekerja lebih berat.

Namun kenyataannya, pebalap Repsol Honda ini menderita dari keganasan 180km/h (110mph) crash di tikungan 7 pada minggu pagi dalam 20menit warm up session. 

Marquez sudah mendapat peringatan lebih awal ketika dia hampir terjatuh di tikungan 10, tapi dia sudah menyadari kondisi temperatur track yang bisa menjcapai 70derajat celscius. 

Sementara modifikasi ban depan sedang dalam penyesuaian, ban belakang dengan desain baru menambah beban depan yang sudah di garis batas.

Saya sedang berjuang keras untuk menunggangi dengan cara terbaik" katanya di hari Sabtu. "Di kualifikasi saya merasa tidak siap tetapi saya tak memiliki opsi lain kecuali mencoba"

Padahal saat pre-season test, kami mengendarai sangat baik, tetapi sejak tiba kembali disini, kami harus kembali berjuang dengan bagian belakang dan kemudian kami lebih memaksa bagian depan, dan saya tidak mendapat pengendaraan yang baik.

Namun diatas segala insiden ini Hukum Fisika Gerak Newton 1 (kekekalan kelembaman), 2 (percepatan gaya) dan 3 (aksi-reaksi), tetap menjadi batas hukum alam yang tak bisa dilampaui, termasuk dalam geliat MotoGP khususnya Mandalika.

Besarnya sudut sandar (lean angle) adalah berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan dan berbanding terbalik dengan radius lingkaran.

Sebesar-besarnya kecepatan akan dibatasi oleh besarnya sudut rebah, dan sebesar-besarnya sudut rebah akandibatasi oleh koefisien gesek ban dengan aspal, sebesar-besarnya koefisien gesek akan dibatasi oleh kemampuan engine power. 

Makanya Marquez sebagai on hands kuda besi balap GP ini harus bisa menyerap ramuan kondisi seoptimal mungkin dari beberapa variabel ini, belum lagi faktor eksternal seperti cuaca dan kondidi sirkuit.

Sumber: Kaskushootthreads.blogspot.com
Sumber: Kaskushootthreads.blogspot.com

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun