Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Merah-Putih yang Sering Dilihat Hitam-Putih

28 Januari 2022   16:06 Diperbarui: 28 Januari 2022   16:09 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pertandingan friendly ini ada dua debutan belia timnas, pemain sayap Ronaldo Kwateh (nomor 10) dan gelandang Marcelino Ferdinan (nomor 7). 

Di kemudaan, keduanya memiliki determinasi yang jauh melebihi usianya. Menanggung beban flank kiri yang sempit nampak bagai sebuah permainan skill lama yang pernah kita saksikan pada sebuah pertandingan profesional. Gerakan kaki jenjang Ronaldo yang overrated terasa familier seperti yang kita saksikan di laga-laga Eropa, yang muskil dilaksanakan oleh pemain lokal. 

Ronaldo Kwateh bukan pemain konservatif, dia akan melewati lawan dengan kreatif bahkan tak terduga. Penampilannya dingin tapi liat, dia akan menjadi harapan jika sirkumstansinya mendukung dan kepalanya diisi oleh referensi idolanya yang mengisnpirasinya. Harapannya sih permainan inspiratifnya turus meluber.

Marcelino Ferdinan, adalah gelandang yang membawa papan lapangan di dalam kepalanya. Dia memiliki skema separuh lapangan, dari garis tengah hingga kotak penalti. Marcelino mirip Evan Dimas muda tapi lebih cepat, lebih menyerang dan berakurasi baik. Pemilikan bolanya sulit direbut, kakinya yang panjang kadang bersilangan seperti Johan Crujff, untuk melewati bek atau adu balap lari. Positioningnya aduhai. Suatu ketika, teman-teman setimnas harus memberikan kepercayaan penuh kepada Marcelino sebagai pengganti Evan Dimas yang lebih memimpin, muda dan berbahaya.

Indonesia kebelakang kini, semakin dipenuhi bakat-bakat muda sepak bola yang mencengangkan, dan ini suatu keindahan tontonan meskipun secara keseluruah tontonan itu bad view, tapi kita enggak boleh blindness, bahwa suatu saat timnas akan menemukan titiknya, di mana pemain-pemain  berbakat akan berpadu menjadikan tim yang hebat. 

Jangan marah-marah,  jika timnas mengecewakan melawan undedog Timor Leste, padahal di dalam satu performan tim yang judeg, selalu terlahir mutiara yang bersinar, lebih berpengharapan daripada sekedar ngomel timnas menang dengan susah payah dan atau menang fake.  

Timnas merah putih harus dilihat sesuai warnanya jangan dilihat hitam putih.
Dan penemuan talenta muda yang hebat akan semakin banyak dan semakin merata, dan mereka akan meratakan jalan mulus timnas yang tidak lagi akan bergelombang.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun