Lelaki itu payah, Jon!
Maksudmu dia lemah?
No! dia sangat normal dan luber energi, Jon!
Lalu?
Ah! Sudahlah! Hei! Aku pikir dia tidak bisa menggunakan semuanya! Gairahnya, nafsunya, uangnya, mobil planetnya, Â dan segala isi rumah dan kamar tidur mewahnya.
Sarah mengeluarkan duit satu gepok yang masih tersegel oleh kertas pengikatnya. Jariku yang besar, menyentuh ketebalan kertas-kertas yang masih berbau mesin cetak.
Hmmm! Kau jangan terlalu menekannya, Sarah! Siapakah dia, aku lupa namanya Sarah!
Kau sudah mulai mudah melupa, Jon! Lelaki manja itu bernama Kevin!
Ah! Ya. Aku mengenalnya meski tidak begitu, dia pewaris bankir itu bukan? Maafkan lupaku Sarah!
Lalu Sarah menyalakan sigaret di bibir merahnya, dan menyorongkannya ke tangan kiriku, dan aku menghisapnya. Asap rokok mentol yang dingin itu seperti menyergap langit-langit mulutku dan seluruh saluran hidungku. Membuatku terbatuk. Uhuk! Uhuk!
Sarah menyungging senyumnya, mata indahnya seperti melihat lelaki yang silam yang pernah di cintainya setengah hidup. Namun sekarang? Ah! Aku tetap mencintainya, meskipun lelaki ini mulai redup. Tetapi dia tetaplah jantannya lelakiku. Benarkah? Sarah membuat bulatan-bulatan asap dari bibir tebal ranumnya, seperti membubungkan kenangan yang pernah demikian peka.