Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perampokan

10 November 2021   15:13 Diperbarui: 10 November 2021   15:17 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber dari pixabay.com

Anda perlu tukang ledeng dan tukang listrik! Tiba-tiba perempuan indah itu sudah berdiri di belakang ku. Dia memecah kembali lamunanku.

Ah! Aku sudah memanggilnya kemarin! Balasku. 

Oh! Baguslah! Kemudian dia memutar langkahnya kembali ke ruang dalam. Aku mendiamkannya saja, sambil menatap pemandangan biru dari beranda yang mulai disinari bola matahari pagi.

Tak lama tukang ledeng, tukang gas dan petugas telepon datang bersamaan. Mereka beriringan masuk ke dalam ruangnya masing-masing. Tukang ledeng memperbaiki keran dapur dan toilet, tukang gas memperbaiki pemanas, dan petugas telepon memperbaiki telepon.

Jadilah empat manusia itu memenuhi ruang-ruang pribadi saya, memperbaiki sudut-sudut keseharian saya seperti memperbaiki kehidupan lama saya. Dan tentu saja perempuan satu itu yang tercantik, dan saya masih melamun sendiri di beranda, ketika lady itu keluar dengan sinar matanya menatap mata saya.

Saya sudah selesai! Cetusnya ringkas. Apakah nona siap untuk pulang? Aku menayakannya. Tapi wajah semunya terlihat ragu.

Saya pikir belum, saya akan pulang terakhir setelah membersihkan sisa pekerjaan mereka! Tukasnya

Oke! Terima kasih! Aku menjawab. Tapi dia masih tetap disitu menatap wajah ku.

Aku akan memotong kukumu! Katanya lalu dia mengambil tanganku dan mulai memotong. Dan juga kupikir rambutmu! Lanjutnya. Lalu dia mulai mengerjakan potong memotong dengan tangannya yang cekatan. Aku masih melamun meski kami sekarang berdua di beranda.

Tak lama ketiga tukang itu muncul pula di beranda, mereka sudah mengepak tools nya masing-masing.

Kami selesai dan permisi! Kami akan datang lagi esok! Ujar mereka serempak sambil berlalu. Meninggalkan kami berdua, perempuan indah itu dan aku si pelamun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun