Aku akan membersihkan kamar mandi! Setelah satu jam dia berteriak dari dalam.
Silakan! Aku menjawab sembari menghembuskan asap rokok di batang ketiga di pagi ini.
Aku bisa mendengar suara beberapa kali bilasan toilet diikuti bunyi halus sikat menyentuh porselen, mengeluarkan juga bunyi yang berirama. Kupikir perempuan cantik ini seorang pekerja rumah tangga yang hebat.Â
Bukaan sumbat bak mandi lebih terdengar jelas dilanjutkan sapuan sikat halus dengan suara yang lebih panjang. Bilasan-bilasan air juga mengikuti dan terdengar riaknya sampai ke telinga dari ruang beranda.
Ah! Tiba-tiba saja aku merasakan rasa rumah yang begitu silam yang tak pernah ku rasakan. Aroma harum sabun pembersih menusuk ruang-ruang dalam dan menyeruak keluar hingga beranda tempat ku melamun.
Satu jam pas, suara kerja itu menghilang, dan perempuan itu melongok dari pintu depan. Wajahnya ku lihat memerah, pinggir-pinggir rambutnya sedikit basah tersapu keringat. Dia menyibakkan rambut indah di wajahnya.
Hei! Aku akan membersihkan kamar tidurmu!
Ah! Oke! Aku mengangguk menepis lamunan. Membuang rokokku yang bau asapnya menghalangi wangi sabun pembersih.
Buuk! Buuk! Bruuk! Aku mendengar ranjang tidurku berpindah, mungkin kasur degilku dilemparkannya ke lantai. Aku juga merasa berdosa dengan urusan kasur ini karena sedikit banyak melibatkan  bekas pacar-pacarku. Kupikir bukan beratnya pekerjaan melainkan derita yang harus ditanggungnya, membersihkan kasur beserta kisah-kisahnya.Â
Sebentar kemudian aku mendengar tepisan sapu nyere disambung suara besutan sprei penutup ranjang. Â Perapihan diakhiri dengan bunyi yang sama. Bruk!Bruk! suara yang terdengar indah buat telingaku yang sudah tenggelam, sementara bau semerbak yang lebih dalam merasuk ke rongga hidungku.Â
Perempuan itu terdengar menyemprot pengharum kamar sembari membuka jendela, sehingga aku bisa merasakan kamar yang pernah muda yang pernah hilang.