Ketika Bernardo Silva berpindah posisi ke kiri, bertukar dengan Kevin de Bruyne, dia lalu menjadi seorang yang bisa mencacah lini tengah dan belakang Liverpool dengan gerakan sulapnya. Ini yang membuat irisan Liverpool terpisah menjadi dua saja, yaitu belakang dan depan, Liverpool menjadi seperti tanpa lapangan tengah.Â
Virgil- Robertson dan Henderson-Fabinho sudah menjadi seperti larutan yang bercampur di  dapur belakang Liverpool, sehingga Liverpool seperti terpaksa hanya memainkan bola panjang ke depan sebagai serangan yang kuno.Â
Situasi ini tidak bisa dimanfaatkan maksimal oleh City, hanya jalur Bernardo-Foden di kiri yang optimal, sementara jalur tengah, Grealish dan kanan, Jesus, hanya berkedip. De Bruyne sebagai lapis sembilan palsu kedua, malah lebih berhasil  dan banyak mengejutkan kiper Alisson.Â
Bagaimana Grealish? Rupanya dia berada di balik pohon false nine. Oh no, Pep? Grealish selama ini, kita ketahui bersinar di sebelah kiri. Tapi inilah Guardiola dengan over thinkingnya, Grealish ternyata tidak jelek-jelek amat di posisi seputaran kepala Pep, dia terlihat berkembang dengan posisi beragam dan progressnya pun positif. Meskipun dikeluarkan di menit 73, Grealish dipercaya bakal menjadi pemain yang lengkap dalam beberapa waktu ke depan.
Mungkin sudah 'habit' seorang Pep, yang berkomentar menyesali pertandingan yang sudah lewat, ketika di babak pertama permainan intimidasi City banyak nyaris membuat gol, seperti peluang tembakan Foden dan sundulan De bruyne yang bagus. Pep tidak juga mengejamkan pasukan tanpa striker ini.Â
Baru di babak kedua setelah dua kali tertinggal, Pep mengembalikan Liverpool ke poolnya, dengan memisahkan MoSalah-Mane untuk menambal kebocoran yang lebih parah dengan peran pemenuhan Rodri. Selanjutnya Pep hanya menunggu gol dari Foden dan De Bruyne dari kiri dan tengahnya.
Bisa sebagai catatan, bahwa dari pertarungan melawan Liverpool ini, di awal EPL ini, banyak yang diperoleh Pep Guardiola bagi progres The Citizens disamping hasil draw 2-2 yang adil ditengah "ketidakadilan" keputusan, bukan hanya hasil skor yang diperoleh tapi  juga keteguhan karakter punggawa City dan keterampilan lintas posisi pemain terhadap  metoda permainan City yang dinamis dan penuh kejutan dan tidak akan sama di setiap pertandingannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H