Pagi mentari mengetuk pintu
Ku buka kayu dari jalan berliku
Jemarimu daun pepaya
Sinar matamu bunga delima
Aroma tubuh mawar merona
Langkahmu lembut rumput beledru
Kasutmu tertidur di batang perdu
Gaunmu serimbun mangga bergincu
Semua pun membuka topi
Daun berebutan menjuntai tepi
Jalan kami telah diturunkan
Oleh embun-embun yang sopan
Tanpa bermaksud membangunkan
Lalu ketukan di pintu depan
Menawarkan lagi satu harapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!