Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyair dan Perempuan Matahari

26 Juli 2021   16:14 Diperbarui: 26 Juli 2021   16:30 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku yang telah tiba dipersimpangan duduk menanti untuk memilih jalan ke kiri atau kanan. Hanya ada satu pilihan yang menentukan. Dan sebagian orang-orang sudah memilih jurusan sesuai takdirnya, aku cukup menunggu. Karena meski hatiku rusak oleh Matahari yang cantik, aku tak tega membiarkannya jatuh ke dalam syair indah yang seharusnya selesai disini.

Dan ketika akhirnya mereka berdua tiba di dekatku di persimpangan ini, kulihat mereka masih saja beradu lutut saling berkasih-kasihan. Mereka melangkahkan kaki berpadu sekehendak cinta mereka tanpa mata dan kepala, namun dengan perasaan. Yang tentu saja berbahaya untuk memilih arah jalan yang harus dipilih di persimpangan ini. 

Aku sendir berlari ke seberang menjauhi  salah satu pilihan jalan bercabang itu, sedang mereka terlihat tanpa sadar memilih cabang jalan yang berbeda denganku.

Matahariiii..! Aku menjerit keras memanggilnya setelah aku diberitahu bahwa di seberang jalan bercabang yang dipilih itu bukanlah nirwana. Aku menangis dan sungguh-sungguh minta maaf karena aku hanya tahu sepersekian ribu detik di persimpangan aku baru diberitahu bahwa jalan bercabang dua itu salah satunya adalah lawan surga.

Tapi segala sudah terlihat terlambat. Aku merasakan angin bertiup dingin, yang terakhir kulihat keluar dari bibir dan dada mereka. Melihat kejutan yang menyakitkan dari kekosongan kedua mata mereka, Penyair dan Matahari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun