Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan di Balik Pintu Rumah

17 Juli 2021   16:10 Diperbarui: 17 Juli 2021   17:10 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, apakah ada bisnis yang tersisa di sana?

Ku pikir dia lebih paham soal ini ketimbang aku yang bertahun meninggalkan. Kepalaku mendadak pening, bersoal perjalanan nostalgia yang telah kurencanakan sehabis bertahun-tahun aku meninggalkan rumah ini. Ternyata ini bukan kunjungan biasa untuk menengok sekilas tempat yang pernah ku tinggali, aku telah bersandar pada kekaguman perjalan kehidupan sebelumnya.

Kembali aku melangkah maju mendekati pintu rumah itu. Pintu itu membeku tanpa sinar, seakan menebar teror yang hanya khusus ditujukan kepada diriku yang tak pernah kembali. Atau dia berusaha utntuk mengakui bahwa diriku menyedihkan, sebelum bertemu perempuan majikannya di dalam.

Aku mengangkat lengan untuk mengetuk pintu di depan ku. Pertama ku ketuk tanpa reaksi, tak ku dengar tanda ataupun suara langkah menghampiri.  Menyambut ketukan kedua aku membatalkannya, sekonyong-konyong ketakutan menyergap yang membuat nafasku terengah-engah.  

Pintu ini jadi mengerikan saat tanganku menempel di permukaan kayunya. Seandainya perempuan di dalam itu menarik pintunya terbuka dan menyeretku masuk, apa yang harus ku buat?
Bagaimana rasanya melihat aku kembali seperti bertahun-tahun yang lalu? Mungkinkah dia menatapku seperti orang asing?

Kembali kuurungkan untuk mengetuk ditengah kekhawatiran, karena aku telah bergerak demikian jauh dari rumah ini, melampaui kehidupan sehari-hari disini. Lalu apakah aku akan masuk menjelang segala yang telah dengan bulat hati kutinggalkan dan pasti telah merubahku? 

Apakah perempuan di dalam rumah ini masih mengenalku? Ataukah aku yang sudah tidak mengenalnya lagi? Karena aku telah meninggalkan rumah ini bertahun-tahun dan aku pikir aku benar-benar sudah meninggalkan masa lalu di sini.

Ah! Pintu ini menjadi mengerikan, untuk diteruskan atau ditinggalkan!
Aku berpaling dari kayu tebal ini menatap awan yang sama, dan berteguh hati mengetuk kedua kalinya dengan sedikit keras. Buk! Buk! Buk!

Terdengar samar bunyi langkah kaki mendekati tepi lawan pintuku, dan kulihat pegangan besi pintu itu berputar dengan suara karat. Serta merta pintu terbuka melebar aku benar-benar melihat  sosok perempuan belia di pintu yang ternyata tidak ku kenal.

Kau??!! Perempuan muda itu setengah menjerit sembari menutupi bukaan bibirnya. Ku lihat wajahnya jauh lebih muda daripada ku namun terlihat pasi dan shock. Sementara aku berdiri mematung di hadapannya.

Maaf nona muda, siapakah anda di dalam rumahku ini? Aku bertanya tak percaya diri, seperti tahu bakal jawabnya. Sekejap ku lihat dia menampilkan paras marah karena mendengar pertanyaanku yang kelihatan menyinggung perasaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun