Pelatih Belgia Roberto Martinez telah tiba di "overthinking", saat budaya Belgia dengan 3-4-3 yang tak pernah bergeser di kurun lima tahun, ternyata bukan soal keistimewaan lagi.Â
Gelandang sayap Hazards dan Meunier harus lebih suka duduk di belakang ketika harus h to h dengan "full back" sprinter Spinazzola dan Di Lorenzo.Â
Diperburuk lagi oleh gelandang kananAxel Witsel penyandang nomor 6 sebagai nomor lisensi "Central Midfielder" yang mau tak mau harus bermain lebih ke dalam. Meninggalkan  2D, De Bruyne dan Doku di depan, dengan Lukaku yang menyendiri. Mencoba beberapa kali Kevin De Bruyne sebagai "The False Nine" di balik badan besar Romelu, hanya mencoba romantisme kenangan piala dunia lalu.
Sudah waktunya Martinez membangun Belgia Baru, lebih muda dan lebih terbuka. Yang lebih keras dan tidak kehilangan nyali, harus lebih sederhana jangan kebanyakan "breien" (merajut).
***
Dan pesta minum di piala dunia sudah berlalu, ketika pesta di tunda Euro2020 ini, Belgia masih bertekad menjaga pesta tetap berjalan. Tetapi kaleng bir telah menjadi pesanan terakhir.
"Waar is da feeje? Dimana pestanya? Begitu nyanyian fans "De Rode Duivels"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H