Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dipenuhi VAR, Wales Takluk!

27 Juni 2021   11:39 Diperbarui: 27 Juni 2021   11:47 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gareth Bale memprotes wasit Daniel Siebert menyusul gol kedua Denmark, yang menurut Wales seharusnya dianulir karena melakukan pelanggaran terhadap Kieffer Moore (Foto: Getty Images via BBC Live)

Di menit kekalahan ke-93, setelah pemain belia Harry Wilson mendapat kartu merah karena melanggar Maehle, Gareth Bale mendekati wasit dan menyuarakan sarkastik. 

Bahwa sehabis Wales out, Bale akan mengumumkan keputusannya tentang masa depannya dan ini bisa memicu chaos. Wasit asal Jerman Daniel Siebert terperangah  dan serta merta mengangkat kartu kuning untuk sang "model pro" ini.
Bale mungkin langsung mengingat betapa marahnya ketika kartu merah Ampadu yang berulang terjadi pada pemain Liverpool ini.  

Memang pada pandangan pertama, sepertinya kartu merah untuk Harry adalah panggilan yang tepat oleh wasit, tetapi setelah menonton tayangan ulang, keputusan ini sangat kasar terjadi pada Harry. Kontak itu begitu jelas terlihat, bahwa tekel pemain Wales itu jelas tidak berbahaya dan kartu kuning sudahlah cukup.

Dan rupanya ini bukan akhir dari derita The Welshman, takdir derita mortalnya terjadi saat pemerikasaan VAR (Video Assistant Referee) untuk offside dalam pengesahan gol keempat tetap berlaku. Pejabat VAR asal Jerman Bastian Dankert tidak dapat menemukan alasan untuk mengesampingkan adegan di bunkernya yang di pusatkendalikan di Nyon, Switzerland.

Sebuah cek yang panjang ketika Chris Mepham memposisikan tubuh Braithwaite, saat menerima umpan empuk untuk gol diagonalnya, setelah goal dianulir  karena offside oleh bendera linesman.

Wales yang tidak berkembang  semakin merana dengan perlakuan administrasi lapangan ketika fakta keputusan wasit dan konfirmasi VAR sama sekali tak berdampak di Amsterdam.

Wales yang goyah setelah gol pertama yang luar biasa dari Dolberg, harus menemukan diri mereka mundur lebih jauh ke dalam setengah lini mereka untuk bertahan.
Meski ada harapan pada perubahan serang dengan memindah posisi Gareth Bale ke kiri, namun kembali Dolberg, mantan pujaan Ajax ini kembali menekuk dengan bola muntah dari Neco William yang gugup, untuk berputar liat dan menekan jala kedua kali di menit ke-48.

Bale sedikit terlambat berlari mendekat wasit Siebert untuk memprotes atas klaimnya untuk tendangan bebas sebelum gol kedua yang terjadi di lini tengah. Saat itu Moore dijatuhkan oleh Simon Kjaer yang sangat layak di catatkan ke katu kuning.

Gareth merasa tidak fair, musabab sebelumnya di menit ke-40, ketika Kieffer Moore diganjar kartu kuning saat berduel di udara dengan kapten Kjaer. Wasit terlalu cepat mengeluarkan kartu kuning ketika terlihat siku Moore menyentuh wajah Kjaer pada saat keduanya dalam perjalanan menurun.  Itu sangat ketidak sengajaan posisi dari gerak menurun setelah duel udara, dimana kepentingan keadilan itu harusnya berada pada penilaian suatu tantangan duel udara dalam pemahaman heading.

Kembali pertandingan ini terhenti setelah gol kedua dengan adanya pemeriksaan VAR, walaupun hanya untuk melihat apakah bola telah melewati garis untuk lemparan ke dalam ketika diteruskan kepada Braithwaite sebelum proses gol terjadi. Itu tidak terjadi, namun Kieffer Moore mengeluh saat pelanggaran terhadapnya  diabaikan wasit.

Satu-satunya cahaya yang menjadi kekuasaan lain adalah fakta bahwa keputusan wasit  dan konfirmasi VAR yang dihasilkan, sama sekali tidak berdampak pada hasil di Amsterdam.

Jalan panjang Wales berakhir dari suatu perjalanan yang sulit di titik ini. Dimana Denmark memiliki kemewahan memainkan ketiga pertandingan mereka di kandang Kopenhagen sementara tim Page telah melakukan perjalanan ke pos terdepan mereka di Baku Azerbaijan hingga Roma. Berakhir di Arena Johan Amsterdam yang memuja anak-anak Danish karena jejak sepakbola historisnya disana.

Gareth Bale hanya berjalan menjauh dari mikrofon dan mengabaikan wawancara pasca-pertandingan, ketika reporter BBC menanyakan, apakah ini adalah pertandingan terakhirnya?
Bale getir ketika masa depan internasionalnya di tolak El Real dan tempat yang sempit di Spurs ditambah lagi kekalahan 4-0.

Tapi Gareth adalah seniman, dia bermain lentur di rumput cat walk model profesional, menjaga dirinya sendiri, memiliki keluarga. Dia hebat di ruang ganti, dia punya banyak teman disini. Dan jelas ini bukan bicara tentang Gareth Bale seorang pribadi. Ini tentang Wales sebagai bangsa dan kita semua bersama-sama. Begitu Rob Page berkata.

Lalu saya pikir, Gareth, Rob dan legenda Ryan Giggs akan berdiskusi panjang untuk perjalanan panjang sepakbola Wales yang "cadangan" dan "nomaden" ke depan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun