Bagaimana Prof? Mama Joni bertanya dengan suara resah.
Dokter pengalaman itu terdiam dan memperlihatkan garis wajah cukup serius, sebentar dia melihat ke mata Joni, seraya memegang kepala Joni.
Masih pusing Joni? Dokter bertanya.
Banget! Jawab Joni nggliyeng.
Dokter kembali mencoba menekuni report MRI, mengambil nafas panjang dan membuat coretan-coretan semacam catatan di kertas. Â
Masih tampaknya belum selesai, dokter kembali meneliti gelombang acak yang tampak mengganggu gambar dalam foto organ kepala Joni, kemudian menuliskan lagi sesuatu seperti menerjemahkan lengkung-lengkung gelombang yang mirip ceker bebek.
Setelah dirasakan selesai dokter memeriksa semua catatan yang telah dituliskannya.
Begini Ibu dan Bapak Joni. Mohon maaf, saya pikir kami tidak menemukan hal serius didalam otak Joni. Tapi dari gambar MRI menunjukkan adanya gelombang yang terputus-putus seperti benang kusut dalam medan magnet yang dialirkan. Ini saya mencoba menginterpretasikannya.
Sang dokter menerangkan sambil menunjukkan rangkuman tulisannya.
Jadi bagaimana Prof? Papa Joni bertanya mendesak dan dokter irit itu hanya menggeleng. Dokter malah mengalihkan perhatian menatap mata Joni yang tampak meringis, lalu menyuruh Joni membaca catatan yang telah ditulisnya dari analisa disturbansi gelombang.
Saya pikir ini yang membuat kamu pusing-pusing sakit kepala! Harus dikeluarkan! Kata dokter menambahkan.
Sehabis Joni selesai membaca analisa itu, dokter bertanya. Sudah selesai bacanya? Joni mengangguk seperti normal. Bagaimana sekarang kepala kau Joni?