Chelsea sendiri memiliki format fleksibel di lini belakang dengan sistem 3-4-3. Tiga bek dengan dua gelandang antara, akan membentuk trapesium yang mengungkung regangan penyerang-penyerang City.Â
Barangkali Kante akan lebih dominan mendampingi Rodrigo untuk melengkapi sisi pendek trapesium pertahanan. Bila kecerdikan Mahrez bisa lebih menekan Ben Chilwell, maka Chilwell, bek sayap kereta ekspres Chelsea ini akan lebih ngendon di belakang.
Lalu apa yang mesti dilakukan Tuchel saat Chilwell, si pembangun serang dari fondasi kedepan tidak berdaya? Mungkin Reece James akan ditugasi sebagai bek sayap bertukar posisi dengan Cesar Azpilicueta yang menempati center back tengah. Kayaknya James lebih berkecepatan untuk mendukung ke barisan depan saat Chilwell dipantek oleh Mahrez penyerang City.
Akhirnya, permainan teknik yang sudah sama-sama dipahami kedua pelatih akan menyisakan kejelian dalam melihat kelemahan yang terjadi di lapangan. Dalam menit-menit di lapangan, Josep Guardiola memiliki penyerapan yang lebih baik dari sang "penyontek" Thomas Tuchel.Â
Tetapi dalam pertandingan ketat penuh taktik ini, kayaknya faktor intuisi pemain bakal menjadi penentu kemenangan, disamping kecerdasan individu dan keberuntungan.
Apakah pertandingan akan berjalan menarik? Mudah-mudahan. Yang pasti tidak seburuk final Villareal vs Man United pada final Liga Eropa kemarin, karena disamping kali ini pemain bolanya keren, faktor obsesi pelatih dan ketegangan pada tuntutan perobahan skenario saat di lapangan, akan membuat pertandingan ini bukan hanya kalah menang, tapi lebih pada level sepakbola yang bernilai seni dengan artistik yang tinggi.
So,selamat menonton, asal enggak ketiduran neh!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H