Berkumpul dan menginterpretasikan bunyi, membuat komposisi, merawat gaya dalam sebuah aransemen, tanpa referensi bunyi apapun. Komposer Purwatjaraka bersama Dewa Budjana dan sang adik dewi jazz Trie Utami bersama 12 musisi lainnya berhasil menampilkan komposisi musik dari alat ini dalam festival Dharmasraya sejak Agustus 2019, sebagai laporan pertanggungjawaban dunia musik Nusantara abad ke-8.
Dengan pembatas riset yang dilakukan tergantung kepada gambar di relief Kang Purwa menjelaskan.
"Yang tergambar itu hanya dawai, tiup, pukul, perkusi, gesek cuma satu. Jadi kita bikin komposisi, yang bisa didengarkan orang dengan baik, bisa dipertunjukkan dilihat orang dan menarik. Sementara itu yang bisa dilakukan," katanya.
Sound of Hindu, Sound of Buddha, dan Sound of Gamelan, bisa menjadi basis rabaan komposisi musik yang mendekati peradaban Borobudur. Suatu multikultural bunyi yang bisa menjadi quantum leap budaya maju Nusantara di abad Borobudur. Pengayaan budaya yang menyertainya seperti busana Jawa Kuno beserta hiasan pernik kalung, anting, gelang, kelat bahu, gelang kaki, bisa lebih membantu menajamkan rasa nada purwa yang ingin di capai.
Pencapaian cipta replika yang telah dihasilkan team Sound of Borobudur tentu menakjubkan apalagi disertai pengaplikasian ke dalam komposisi lagu-lagu daerah, adalah seperti panggilan ke dalam Wonderful Indonesia.Â
Berbasis Suara Borobudur, mesti pula dibuka keran musik kekinian dengan genre populer baik lunak atau keras, sehingga tidak terhenti hanya sebagai relief musik masa lalu sekaligus membuka kolaborasi dengan musik barat. Komposisi Borobudur modern dan peralatan musik modern harusnya segera dipersiapkan dengan pemain-pemain muda berbakat, sehingga cepat ditangkap oleh dunia musik, baik secara bobot dan komersial.Â
Seingat saya dulu di tahun 1976 pernah ada proyek Guruh-Gipsy diprakarsai oleh Guruh Sukarnoputra, menghasilkan satu album dari penyatuan harmonisasi diatonis klasik Eropa dengan pentatonis janger- suara gamelan Bali dalam balutan progressif rock  yang pernah menggetarkan Nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H