Tak tampak cahaya kecuali sebuah kotak
Disitu tidak ada pintu, tidak ada jendela bahkan lantai
Aku tidur di kotak seperti lainnya
Katanya ingin seperti idola
Sebagian yang telah silam seperti hujan,
hanya mau mempercepat takdir
Sebagian lain yang terlalu segera seperti musim,
ingin mendahului mati
Orang-orang yang terbanyak, memakan tidur lalu meminum mimpi
Telah menerima kebahagiaannya dari separuh dewa
Dewa-dewa telah turun ke dalam kotak, bunga tidur mereka berbisik
Aku mencoba menyentuh awan di atas kepala mereka
Lebih baik bermimpi dari pada terbangun yang menyiksa diri
Aku membuka tabir layar mereka
Lebih baik mati di dalam drama karena drama tidak pernah mati
Dewa-dewa muda turun dari roda alpha dan membayar ratusan ribu
Lalu masuk kedalam kotak memunguti sidik jari Â
Untuk diserahkan kepada gelombang bersandi
Lalu mereka berlibur ke bali dan terbang menggunakan jet pribadi
Dari istana-istana mereka yang tak terperi
Tak terlihat lampu menyala
Hanya tersisa kotak-kotak cahaya
Di luar aku melihat banyak hunian yang terbuang percuma
Di jalanan aku tak melihat telinga hanya mata
Melihat hidup dalam kotak pesona
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H