Aku seperti tersekat panjang untuk menjawabnya, hanya memandang jauh sepanjang desa damai yang mulai membetahkan. Â Mata air hangat terasa melelehkan pipi pucatku yang dingin sementara bibir unguku bergerak mengatakan.
"Aku selalu merindukan, kita memakainya bersama-sama Mama..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!