Rodri (Rodrigo Hernandes Cascante) adalah salah satu gelandang terbaik dunia, Spaniard yang masih berusia 24 tahun ini adalah andalan pelatih Manchester City, Pep Guardiola. Terlihat di pertandingan kemarin (11/02/2021) dalam round ke lima FA Cup melawan Swansea di  mabes Swansea Liberty. Kerap mengambil  posisi lebih ke dalam untuk keseimbangan ofensif-defensif struktur tim.Â
Dua dari tiga goal yang di lesak ke jaring Swansea  berawal dari 'passing breaktrough' yang matang untuk eksekusi. Rodri dengan postur menjulang (191cm) dan berkah memiliki mata elang, menjadi seperti drone yang bisa melihat pergerakan dari atas.Â
Demikian halnya dengan pergerakan 'positioning'nya  yang seperti tidak terduga. Dari  tuntutan 'spread' Guardiola yang gila, mungkin hanya pemain pilihan yang memiliki kemampuan ini. "It shows how special these players are" begitu kata Pep si Abang Jago, sesaat setelah kemenangan memuji para punggawanya.Â
Tentu saja dengan pola 1-4-4-1, lebar lapangan adalah rumput yang mesti dijelajah, selain area utama yang vertikal. Tiga goal ini yang dihasilkan City,  juga merupakan gambaran bahwa perpindahan bola dengan memanfaatkan  margin kiri dan kanan lapangan yang kerap menjadi 'blind spot' dari lawan. Goal pertama yang dilesak oleh bek layang, Kyle Andrew Walker terjadi dari umpan Rodri yang berada di kiri menyilang ke posisi bebas Walker yang berada di kanan luar kotak penalti.Â
Kemudian bola ditembak menyusur arah kiri gawang yang luput di sosor pertama oleh Ferran Torres disusul gagal 'maning son' oleh srosotan kedua Gabriel Jesus, eh ternyata bola masuk.Â
Saya pikir ini goal 'bodoh' yang bukan dimaksudkan untuk tendangan 'straight to goal'. Tapi proses goal ini bolehlah, khas Citizens. Demikian pula gol kedua City, Rodri di kanan jauh mengumpan Sterling yang berada di kiri depan kotak penalti, bebas dan mudah menceploskan si kulit bundar.Â
Goal ketiga, terjadi lebih bermutu, dimana gelandang kiri Gundogan melambungkan bola ke gelandang serang Bernardo Silva yang sudah atau pura-pura 'over-pass' di tiang kanan gawang, lalu menarik bola keluar dengan sundulan, ke kaki kanan penyerang Gabriel Jesus yang sudah berada di dalam kotak, kontrol sekali 'juggling' lalu putar badan dan tembak dengan andalan kaki kiri yang keras.Â
Swansea berupaya mengejar, namun hanya bisa memaksa satu goal balasan tapi indah dari debutan belia keren 'supersub'  Morgan Whittaker. Umpan dari 'wingback' Manning diterima Whittaker dalam posisi membelakangi gawang, lalu dia berputar ke kiri dan dengan 'cool' melepaskan tendangan kaki kiri yang keras dan goal! Ini persis seperti goal dari Gerd Muller  bomber Jerman, yang menghempaskan Belanda 1-2, pada helatan jadul piala dunia 1974.
Manchester City sangat berpeluang menambah lagi satu goal namun pupus, saat Tom Doyle berlari bebas di depan yang menerima umpan Rodri dan tinggal menyeploskan bola, sayang melenceng. Namun ini kurang begitu penting. Yang lebih seru adalah ekspresi Guardiola yang tersorot kamera, yang kali ini lebih banyak santai di kursi empuknya di pinggir lapangan, dia tampak melebarkan kedua tangannya dengan muka enggak enak seperti ngece, barangkali ngomong. "Apaan nih, sengaja enggak ngegoalin? Keren banget!".Â
Tingkah Pep Guardiola kali ini kelihatannya berbeda dari biasanya yang repot-ribet mondar-mandir di tepi lapangan, pelatih plontos ini sangat enjoy duduk manis di kursi lembutnya, seakan begitu yakin akan kemenangan. Apalagi sesaat setelah goal keren balasan Swansea yang dicetak Whittaker, terlihat ekspresi Pep mengangguk-angguk kecil sambil mengusap brewoknya, seakan  ngomong. "Cuma segitu aja..". Ampun bang jago.
Pep Guardiola memang pantes nyombong, melihat torehan 'tetangga berisik, The Citizens ini. Lolos Piala Carabao, pemuncak PL, dan semi finalis FA, yang berarti berada di track kemenangan treble domestik. Selain masuk 16 besar Champions, rekor baru15 kemenangan dalam pertandingan beruntun dan catatan kemenangan pribadi 'the exceptional One' Guardiola yang ke 200. Â
Manchester City memang terlatih seperti gladiator lapangan bukan gladiator cinta, lapangan bola seperti lapangan gladiator, di tangan City, bola mengelinding lebih cepat, berpindah lebih cepat. Serangan favorit Pep adalah dimulai dengan memanfaatkan kedua pinggir lapangan dengan back dan gelandang yang menjadi 'double wing'.
Melambungkan bola menipu ke tengah kotak penalti mepet ke tiang gawang, lalu menarik bola keluar untuk siap di eksekusi oleh Gabriel Jesus, bisa juga Silva, Gundogan  atau Raheem. Biasanya setelah scoring, dengan 'licik' pelatih Pep akan akan menarik pasukan ke belakang menanti reaksi lawan yang pasti lebih menyerang.Â
Dengan dua baris empat pemainnya, City akan mengisolasi kotak penalti dan musuh susah menyentuh area krusial ini. Lalu serangan balik digunakan untuk kembali mematikan lawan. Jika lawan mulai terlihat 'inferior' City akan merajalela dengan pilhan bola silang dan terobosan yang tak terduga. Pelatih Pep memang jago merubah-rubah kecepatan dan arah mesinnya di lapangan seperti mengendarai mobil. Dan saya sebagai penggemar Swansea City, kecewa dengan kerubuhannya di FA pekan ini.
"Yah, begitulah kehidupan seoarang penggemar sepakbola. Hampir tidak pernah bahagia". Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H