Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saya Harus Mengembalikan Cintamu

6 Februari 2021   22:10 Diperbarui: 6 Februari 2021   22:40 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Victoria Borodinova from Pixabay

Saya pun membuka pintunya, gelap menerpa dari dalam ruangnya, sementara bau merebak seperti aroma bayi. Saya meraba dan menekan pin lampu penerang, sembari melangkah masuk. Mata saya berkeliling mengamati, ruangannya tidak berisi banyak perkakas, hanya sebuah ranjang bayi, meja kecil dan perlengkapan bayi dari mulai botol dot, bedak, hingga popok. Beberapa mainan bunyi bunyian menggantung. Segala terlihat rapi dan resik meski nampak silam. 

Tidak ada sama sekali keseraman yang semula terbayang di kepala saya. Ternyata kamar ini menawarkan rasa nyaman dan kebahagiaan di hati saya, sementara aroma minyak telon dan bedak wangi bagai mengalir tiada putusnya. Entah berapa jam saya masih terduduk dalam ruang ini, merasakan ketidaksetaraan tubuh saya dengan rasa cinta dalam kamar ini. Cinta itu seperti menghitung dengan dirinya sendiri, membesar dan melampaui kemampuan diri saya.

"Dia sudah ada sebelum Sisai lahir.." Nyonya tua itu tiba-tiba hadir memecah kata. Saya menatapnya dengan mata rabun. "Cinta..?" ucap saya. Dan perempuan sepuh itu mengangguk. Perempuan renta itu membelai kepala saya. "Pulanglah segera anakku kerna dia sedang sekarat.." "Sisai..???" saya melonjak dan baru menyadari. "Berlarilah secepat angin, kau harus mengembalikan cintanya. Dia memerlukannya untuk kematiannya.." Perempuan tua itu menutup katanya dengan linangan. Secepat kilat langit, saya melompat dan berlari dan terus berlari sambil meneriakkan "Sisai  tunggu! Saya sudah menemukan cintamu! Saya akan mengembalikannya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun