Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Testing The Water" Demokrat Muda

3 Februari 2021   15:27 Diperbarui: 3 Februari 2021   15:38 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Annisa Pohan, Agus Harimurti Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Aliya Rajasa saat menghadiri Kongres Partai Demokrat di Jakarta, Ahad, 15 Maret 2020. Instagram.com/@ruby_26 Sumber Tempo.co

Dalam kondisi yang relatif 'stable' adalah waktu kritis politik diam yang bisa dimanfaatkan. Mungkin ini yang sedang dilakukan oleh sebuah partai oposit, barangkali tersambung dengan kejadian aktual saat ini dimana Partai Demokrat melalui ketua umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebutkan 'ter-duga ter-kudeta' oleh lima orang pelaku yang disebutkan didalam konperensi persnya, Senin (1/2/20210 lalu.

Yang menarik adalah orang kelima yang disebut adalah bukan bagian dari Partai Demokrat dan merupakan pejabat penting di pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang selang sehari segera dijawab sendiri oleh wasekjennya Andi Arief bahwa orang kelima itu Moeldoko, Kepala Kantor Staf Presiden. Sehingga keempat orang 'tertuduh' lainnya seperti menjadi tidak penting alias hanya bumbu pelengkap saja. Seperti mendadak 'dangdut' kasus 'gerakan rebut paksa' ini menjadi berita terpanas di awal musim penghujan ini. Analisis yang menguar menjadi serius amat, sampai ada yang mempertanyakan apakah Moeldoko bakal mundur? Presiden harus memberi kartu kuning bos KSP ini? Padahal Moeldoko sudah memberi klarifikasi dan AHY sudah mengirim surat permintaan klarifikasi? ke presiden.  SWGL (So what gitu loh)?

Cara melihat kasus ini sebaiknya enggak diperlukan 'kagetan' karena ini merupakan langkah politik dari mungkin agenda sisipan dari sebuah partai politik. Jadi biasa aja. Ditinjau dari bangunan Partai Demokrat saat ini menjadi 'Muda adalah Kekuatan' adalah bentuk transformasi dari sebuah partai yang mungkin sudah ikut menua bersama partai partai senior lainnya. Dibawah nakhoda baru dan muda AHY jelas Partai Demokrat akan mendobrak tatanan politik monoton. Apalagi tempelan Partai Demokrat sebagai 'Fans Club' yang bernada 'miring' sudah saatnya masuk gudang.

Dengan memberdayakan kaum muda dalam arena politik, tentu saja benturan internal menjadi dominan dan lebih batu. Disamping terlemparnya sebagian pendiri dan politikus karatan keluar arena, orang orang 'status quo' yang berseberangan ikut pula menjadi sumbatan jalan tol regenerasi. Karena hal ini tidak terlepas dari perkara terjun bebasnya perolehan suara legislatif dari 20% (2009) ke 7% di 2019, yang membuat benturan internal menjadi luka dalam.

Mungkin inilah yang mau dibereskan duo 'the father and the son' SBY-AHY. Bebenah kepercayaan dan kesolidan tidak hanya dengan ganti pengurus dan slogan 'young gun', terlebih adalah target utama 2024. Jadi 'sambil menyelam minum air' atau 'sekali mengayuh dua, tiga pulau terlampaui'. Kelihatannya itu yang sedang di kerjakan.

Demokrat adalah partai tempat orang orang 'berotak' berkumpul. Menghimpun 'Think Tank' ini memang salah satu keahlian SBY, berdasarkan portofolio SBY yang banyak dikagumi orang, terlebih orang orang kelas. Sebut saja Rachland, Andi Arief, Gerung dll.

Politikus 'post graduate' dari Anas, Mallarangeng hingga Pasek, pernah malang melintang memberi 'brand' politik 'wong kelas' sebagai banding dari 'wong cilik'. Kembali kedalam alam pikiran penulis, gerakan Demokrat kali ini, bisa terlihat terencana dan sistimatis, untuk menyaring bagian dalam harus menggunakan saringan di luar. Sehingga kekuatan diluar yang tidak terlihat akan lebih jelas ter 'screen', sehingga konsilidasi ke dalam menjadi lebih komprehensif dan efektif. Maka dilakukan konpers itu oleh AHY, setelah lebih dahulu di bukakan pintu oleh ayahanda, SBY, dengan idiom yang sangat amerika 'The Good, The Bad and The Ugly'.

Lalu dimulailah 'Testing the water', sehingga bisa segera diduga apakah 'air beriak tanda tak dalam' atau  'air besar batu bersibak'. Dengan menguji perairan seseorang dapat ditandai adanya kandidat luar yang memenuhi syarat, menangguk iklan politik masyarakat sebagai publikasi atau kampanye dan mengukur jangka waktu panjang  dan jangka waktu pendek gerakan menjelang 2024. Dan naga-naganya tes ini sudah meperlihatkan hasilnya. Terlihat dari reaksi Ka. KSP Moeldoko yang merespon terlalu dalam sehingga halaman buku sedikit terbuka.

Entah siapa yang diuntungkan apakah 'jackpot' jatuh ke Pak Moeldoko atau AHY. Cuman dari komunikasi ini, sepertinya ada tautan yang hilang. Kenapa Moeldoko terlihat bereaksi cukup gamblang masuk kedalam pusaran AHY, tadinya saya berpikir bahwa Moeldoko cukup mengeluarkan singkat kata untuk menepis saja, titik. Karena ada level kelas yang lebih atas untuk berbicara, yaitu kamar dua jendral SBY-Moeldoko. Sulit untuk menerka langkah catur apa yang sedang dimainkan?

Berbarengan dengan itu  Demokrat melayangkan surat permohonan klarifikasi kepada presiden menyangkut personal ring satu ini, yang agak sulit menerka isi rincinya. Mungkin hanya surat 'kulonuwun' saja, karena secara pribadi hubungan SBY dan JKW sudah ada 'track record 'nya sudah tahu sama tahu meski berbeda latar, relasi kedua orang ini adalah g to g, gentleman to gentleman. Mungkin ke depan akan ada pertemuan Moeldoko-SBY, apakah itu on atau offline, tapi kelihatannya bisa terjadi.

So, enggak perlu terlalu jauh mainnya, misalnya Partai Demokrat akan terbelah dua, atau bisa terjadi PDP (PD Perjuangan). Semestanya enggak kesitu buat Demokrat. Ini soal salah satu infrastruktur yang sedang dibangun untuk landasan generasi muda dan dimulainya eksistensi nakhoda muda Demokrat dengan cara yang cerdik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun