"Minum parasetamol, Yaang.." dia menjawab masih tiduran di depan kaca tivi.Â
"Baik, Mam". Saya mengambil kotak obat dan menelan parasetamol, lalu masuk ke dalam kamar dan nimbrung nonton sinetron yang sedang digandrungi. Istri saya hanya diam konsen di adegan yang kebetulan menguras perasaannya.Â
"Seperti filem India ya, Mam.." saya berkata pelan kerna kepala saya mendadak pusing. Istri saya tak mendengar, mungkinkarena ini adegan pamungkasnya. Dan saya kira selanjutnya saya jatuh tertidur.Â
"Yang, Yaang, bangun. Badan kamu kok panas!" saya merasakan tangan istri saya mengusap jidat saya.Â
"Lemes juga nih, Mam.." balas saya.Â
"Makan malam dulu aja, terus tidur cepat. Yuuk.." dia menggeret saya duduk ke meja makan.Â
"Kok makanannya enggak rasa ya Mam?.." Saya protes.Â
"Coba dibauin, Yaang.." balasnya. Lalu hidung saya julurkan  hampir menyentuh masakan.Â
"Nggak bau sama sekali, Mam?"Â
"Wahduh?! Jangan jangan kokpit, Yaang.."
"Covid, Mam" Saya merevisi. Nampak wajahnya sedikit kawatir, namun dengan tangkas dia memaksa saya untuk tetap menelan makanan dan setelahnya menggandeng saya ke pelaminan. Tak urung pula dia memakaikan saya dan dirinya masker sebagai prevensi.Â