Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin Tae-yong, K-Football Setelah K-Drama dan K-Pop

5 Januari 2020   08:12 Diperbarui: 5 Januari 2020   08:28 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tae-yong saat membesut Korea Selatan di Piala Dunia 2018. (Foto: AP)

Semakin lengkap pula nuansa Korea membumi nusantara dengan masuknya pelatih sepakbola asal Korsel Shin Tae Yong yang telah didapuk sebagai pelatih team PSSI. Sebelumnya saudara yang paling tua adalah drama Korea yang sohor dari Boys Over Flowers (BOF) yang femos dengan gang F4 nya, hingga drama K kekiniannya, Romance is a Bonus Book dengan Lee Jong Suk yang selalu setia melelehkan mata, telinga dan hati pemujanya.

Dibuntuti oleh K Pop yang mulai mendunia tanpa kecuali mengharu biru Indonesia dri Bangtan Boys ,BTS hingga pujaan para Blinkers untuk BlackPink.

Jadi K football lewat Oppa Shin Tae Yong adalah bungsu dari K Pop dengan K Drama sebagai si sulung.

Walah, jadi ngelantur doi.

Seperti yang penulis pikirin, dengan dipilihnya Shin sebagai pelatih, tentu PSSI ingin memiliki keinginan kesebelasan yang tangguh, apalagi kontrak ambisius telah disetujui kedua belah pihak antara PSSI dengan Shin plus official teamnya, berdurasi cukup panjang yaitu selama empat tahun, disamping itu pula Shin akan melatih team di tiga level sekaligus yaitu U-19, U-23 dan Senior alias timnas. 

Jadi ini enggak maen maen lagi sepakbola kita rely on K football. Tentu saja meskipun pelatih Shin tetap mengedepankan karakteristik permainan Indonesia, namun pelatih di planet manapun secara alamiah akan mengaplikasikan heritagenya kebangsaannya secara general disamping individual skill dan kapabilitinya sebagai pemain dimasa silamnya.   

Shin Tae Yong sebagai pemain nasional Korea memang memiliki portofolio cukup moncer, dari K League Young Player of the Year 1992 hingga K League Top Scorrer 1996.

Dijuluki sebagai 'Fox on the Ground" karena kecermatannya dalam passing dan dribbling dengan style permainan yang sensual dan ber intelegensi tinggi. Dia memang pemain tersubur sebagai midfielder yang sangat ofensif dengan karismatik.

Sebagai pemain Shin juga akrab dengan gaya kepelatihan Spartan dari pelatih Park Jong hwan dimasa kejayaan Ilwha Chunma salah satu klub K-League ngetop. Namun sebagai pelatih, filosofi pembinaan Shin sama sekali berbeda dengan yang dimiliki oleh bos sebelumnya itu. Lalu kepemimpinan Shin dikenal bergaya 'Brothers'  torang semua basudara, bahkan bisa saja ketika dia akan melatih tim kawula muda Garuda 19 misalnya, Shin tak akan segan mengenalkan dirinya sebagai 'ajusshi' atau ayah dari anak anak sekalian.

Bukan berarti itu Shin adalah pelatih yang lembek, mengingat bench mark kesebelasan Korea sebagai Taegeuk Warrior telah menjadi filosofi pada setiap level stockholdernya. Meskipun pada dasarnya Shin adalah pelatih yang dinamis dan pekerja keras, ini terlihat dari kebiasaannya menangani sepakbola yang mengandalkan kombinasi pemain di sepertiga serang. Mengingat sejarah team Korea minim dengan striker, namun subur dengan gelandang serang, sekelas paling enggak gelandang lawas MU Park Ji sung. 

Secara umum pelatih Shin pasti memandatori atau paling tidak mendekati kapasitas atau kualitas ideal seperti Park Ji sung yang mendapat julukan 'Three-lungs Park' atau Park dengan tiga paru-paru. Pemain akan dicirikan dengan bermain agresif, penuh dedikasi, bergerak ke seluruh lapangan dengan kecepatan yang stabil selama pertandingan. Nah lo! Mampukah pemain kita menyerap keinginan pelatih Shin ini?  Wah, ternyata hidup ini berat, Dilan?

Apalagi Shin adalah pelatih yang doyan utak atik sistem formasi dalam suatu turnamen berdasarkan kondisi lawan, sehingga keseluruhan team menjadi likuid dimana  pertukaran pemain belakang bisa berperan menjadi penyerang yang cukup mahir dan sebaliknya.

Formasi 4-4-2  atau 3-5-2 tergantung lawan adalah mutlak menjadi rumus pelatih Shin, dan ini cocok dengan team Indonesia yang kaya akan sayap dan gelandang bertalenta, macam Son Heung min (Spurs) dan Hwang hee chan (Salzburg).  

Lebih cocok lagi buat tim Indonesia bahwa, pelatih Shin ini spesialis pelatih super-sub, pelatih yang datang ditengah proyek dimana waktu tersisa untuk sebuah tim begitu sempit, seperti timnas yang harus segera tandang untuk sisa tanding kualifikasi dunia 2022 di bulan Maret dan Juni ini. 

Shin sudah terbiasa mengambil situasi baru yang mencekik dengan tenang, kerna filosofinya 'Dalam hidup, setiap orang memiliki momen yang mengecewakan' sehingga ketika dia ditunjuk di pertengahan siklus, akan membuatnya berpikir keras untuk lebih mendapat hasil positif kerna tak punya waktu.

Jadi pelatih Shin Tae yong cucok dengan hampir semua kondisi baik pemain, timeline/target PSSi, dan sementara aman dari protes rakyat sepakbola Indonesia. Cuman yaitu tadi, bisa enggak pemain dan pengurus mencucokkan kemaun Shin ini? Mau enggak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun