"Aku mencintainya sampai kapanpun, Pengacara"
Pengacara bercincin seperti Mandra itu menatap lancip perempuan di seberangnya. "Sampai kapanpun?". "Banget!" Perempuan menjawab manstaf.
"Meli.. lelaki yang kamu bunuh itu.."
"No Pengacara! Pria itu true love saya"
"Lelaki itu kadeerte, selingkuh dengan perempuan lain dan sempurna menghancurkan hidup engkau. Kamu.."
"Ssst.. Pengacaraku, bicaralah tentang pembunuhanku supaya cintaku tetap terpelihara, suatu cinta yang lebih dari apapun. Hanya itu yang ku punya. Mengertikah engkau wahai pengacara?"
"What's?" Pengacara mendelik dan menggerakkan kedua jemari tangannya menonjolkan jejeran cincin yang segede gaban.
"Meli! Ini pembelaan diri ketika lelaki bergenggam pisau itu berusaha membelah tubuhmu. Tubuhnya tertancap pisaunya sendiri saat dia terjengkang" Namanya pengacara harus keukeuh. Maju tak gentar membela yang...lemah.
"Tidaak! Aku Meli istrinya yang membunuh lelakinya!" Perempuan itu mulai panas.
"Gila ini namanya!"
"Please! Demi cintaku, aku rela merangkak apapun hukumnya pengacara, ketimbang aku melepaskan cintaku ini" Meli, perempuan itu bertutur serak menahan cairan mata mendungnya.