Mata belok boneka Nia sedikit menyipit, selain hangat yang merebak, garis garis sinarpun mulai terlihat rapat dan sedikit menyilaukan, namun Nia terus melangkahkan keinginan kalbunya. Hingga terpandang sebuah pintu gerbang melengkung  tertutup dengan sinar sinar emasnya didalam mengintai ingin melepas keluar. Nia gembira bukan kepalang. Itu kan pintu matahari, jeritnya.
Namun terlihat beberapa penjaga terlihat berjaga dimuka gerbang. Mereka bertubuh kokoh, berwajah putih tampan, berbusana putih bersih bercahaya, bersinar mata waspada, menatap gadis kecil Nia.
"Perlu apakah wahai gadis kecil kemari?" seorang penjaga bertanya lembut berwibawa.
"Aku mau main" Nia kecil menyahut lugu.
 ***
Sementara dibawah sempurna sinar matahari, di sebuah rumah yang ditinggalkan. Kerabat sudah berdatangan dan ibu menangisi kepergian.Â
"Dia belum mengerti apa apa" pedihnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H