Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Genderuwo

5 Desember 2018   01:49 Diperbarui: 5 Desember 2018   02:04 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apa yang mengirimmu kembali, Meg? Aku terpaksa kepo.

Agak lama jeda, Megimei pun menyahut pelan.

"Aku quit dari politik, Jon. Kalo kamu mo tau, itu long story. Aku kurang selera membahasnya. Maaf".

Kulihat kekawatiran di wajah yang memang sudah erat kukenal itu. Mata beningnya mendung. Aku simpati dan memegang lembut tangannya. Aku bisa merasakan beban di pundak rampingnya.

"Ku antar kamu pulang" aku memaksa mengakhiri.

"Aku takut" Ucapnya lirih. Kepalanya berputar  seperti mencari sesuatu.

"Takut apa Meg?" Aku menanti sabar.

"Kamu tau Jon, lima tahun kita tak pernah jumpa dan itu tidak sebentar. Di kota besar, kamu tau, aku terjun di politik besar. Aku menikmatinya Jon, karena aku ingin berkarir sebagai politisi perempuan yang genuine bukan abal abal.  Jerih payahku terlihat saat aku bisa akhirnya merengkuh jabatan deputi sekjen partai.  Namun setelahnya, akhir akhir ini aku sering mengalami hal hal mistis. Aku enggak percaya..." Megimei terhenti, matanya menipis.

"Beberapa bulan terakhir aku merasa tak nyaman. Karena muncul mahluk yang kerap membayangiku di apartemenku. Sudah ku analisis dengan akal sehatku, ini pasti berhubungan dengan perkembangan politik akhir akhir ini. Sehingga dengan berat hati, aku harus menghentikan karir politikku". Meg melanjutkan dengan nada sedih.

"It's OK", kataku memotong bermaksud menenangkan.

 " No, Jon. Aku sungguh sungguh. I'm really scare!" Nada  suara Meg ketakutan.  "Politik ini jadi mengerikan. Mahluk itu betul betul menjelma dan terus mengikutiku sepanjang hari",  Meg  bicara seperti tercekik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun